Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/05/25 |
|
Kamis, 25 Mei 2006
|
|
Judul: Perbudakan dosa Banyak orang menganggap dosa hanya semata-mata masalah kurang kemauan, pengetahuan, atau kemampuan. Mereka menganggap bahwa kalau motivasi digugah bahwa dosa itu menyakitkan hati Allah dan sesama, serta pengetahuan tentang hal yang benar diajarkan dan dilatihkan, pasti masalah dosa bisa teratasi. Paulus menyatakan bahwa dosa adalah menindas kebenaran yang sudah dinyatakan Allah dan dengan sengaja melakukan kejahatan (ayat 18-23). Manusia tidak dapat berdalih karena Allah telah menyatakan kebenaran-Nya lewat hati nuraninya. Karena itu, sengaja berbuat kejahatan berarti sengaja melawan Allah. Sangat pantaslah murka Tuhan dinya-takan. Bagaimana Tuhan menghukum orang yang sengaja berbuat dosa? Pertama, Tuhan menyerahkan mereka kepada motivasi yang berdosa (ayat 24-27). Hawa nafsulah yang menguasai mereka bukan keinginan mulia. Itu sebabnya mereka tidak puas dengan hal-hal yang normal melainkan menikmati hal-hal yang melampaui kewajaran seperti penyembahan berhala, perilaku homoseksual, dan berbagai perbuatan mesum lainnya. Kedua, Tuhan menyerahkan pikiran-pikiran mereka dibelenggu hal-hal yang tidak pantas (ayat 28-30). Pikiran berdosa sedemikian membelenggu mereka sehingga mereka tidak memiliki akal sehat untuk melihat bahwa tindakan mereka menjijikkan, jahat, dan merusak. Sebaliknya, mereka menganggap semua orang yang melakukan hal-hal itu sedang melakukan hal yang benar. Itulah perbudakan dosa! Tidak ada orang yang bisa melepaskan diri dari belenggu dosa sedahsyat itu. Hanya Tuhan Yesus yang sanggup memerdekakannya. Kita sendiri harus memeriksa diri apakah sudah dimerdekakan oleh Tuhan Yesus. Bila belum, sekaranglah waktunya untuk sujud memohon belas kasih-Nya menghancurkan belenggu dosa dan mengampuni kita. Responsku: _________________________________________________
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |