Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/05/21 |
|
![]() |
|
Rabu, 21 Mei 2025 (Minggu ke-5 sesudah Paskah)
|
|
Cermin adalah salah satu alat rias yang kita perlukan. Dengan melihat diri kita di dalam cermin, maka kita akan dapat mengenali kekurangan yang ada pada wajah kita, syukur syukur kita dapat menutupi atau memperbaikinya. Mengamati pengembaraan bangsa Israel di padang gurun ibarat melihat cermin kehidupan. Mereka tidak diperkenankan melewati daerah orang Edom, dan salah satu pemimpin mereka, Harun, meninggal dunia. Maka, pada saat raja negeri Arad memerangi Israel dan mengambil beberapa tawanan, mereka hanya dapat berseru kepada TUHAN memohon pertolongan-Nya (1-2). TUHAN mendengar seruan mereka dan meluluskan permohonan mereka: di tempat di mana bangsa Amalek pernah mengalahkan mereka, Israel menang (3-4, lih. Bil. 14:45). Akan tetapi, alih-alih memuliakan Allah, mereka justru bersungut-sungut melawan Allah dan Musa! Maka TUHAN perlu menghukum mereka dengan ular-ular tedung (4-6). Ketika mereka datang memohon ampun kepada TUHAN melalui Musa, maka TUHAN menyuruh Musa membuat suatu replika ular tedung dari tembaga yang dipasang pada tiang, dan barangsiapa melihat replika itu, ia akan hidup sekalipun ia sudah dipagut ular (7-9). Apa maksud Allah dengan memberikan tanda itu? Allah tentunya tidak hendak membuat bangsa Israel menyembah berhala. Allah justru mengajar mereka untuk merenungkan perbuatan mereka. Ketika orang Israel melihat replika ular tembaga, maka mereka diingatkan kembali akan kekurangan dan kesalahan mereka. Ular tembaga itu berfungsi sebagai cermin kehidupan, yang membuat bangsa Israel mengenali pemberontakan mereka. Melalui sarana itu, bangsa Israel dipanggil untuk berbalik kepada anugerah Allah yang memberi mereka kehidupan, kekuatan, dan kemampuan untuk menjalani kehidupan. Hari ini ketika kita membaca peristiwa bangsa Israel dan ular tembaga, mari kita sekali lagi mengucap syukur bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang mampu mengubah pergumulan kita menjadi kekuatan kehidupan. [IBS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |