Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/05/19 |
|
![]() |
|
Senin, 19 Mei 2025 (Minggu ke-5 sesudah Paskah)
|
|
Musa mengirim utusan kepada raja Edom supaya dapat melewati wilayahnya menuju Kanaan (14-17). Edom merupakan saudara Israel. Namun, Edom menolak, bahkan mengancam akan memerangi meskipun Israel bersedia membayar jikalau meminum airnya (18-20). Maka Israel berputar arah ke wilayah lain (21). Mereka harus menempuh perjalanan lebih jauh. Tentu saja terjadi pergolakan dalam diri mereka. Secara emosi mereka mengalami penolakan dari orang-orang yang termasuk saudara. Secara fisik, mereka bertambah letih. Namun, bangsa Israel dapat mengalah demi mencapai tujuan ke negeri Kanaan. Mereka tidak terpancing melakukan peperangan Hal itu memberikan teladan kepada kita. Kita dapat mengalah demi mencapai tujuan. Sebagai orang percaya, kita memiliki pergumulan yang sama dengan umat Israel, yaitu mengalami penolakan. Masih ada penolakan dari kalangan tertentu ketika umat Tuhan hendak mendirikan gereja. Penolakan semacam ini sungguh menyakitkan karena yang menolak adalah saudara sebangsa dan setanah air. Orang percaya masa kini juga memilih untuk mencari solusi damai. Ada opsi hukum dan juga pendekatan dialogis kepada masyarakat. Sangat disayangkan meskipun sudah mendapatkan legalitas pembangunan gereja, sering kali kembali terjadi penolakan. Ancaman yang dihadapi juga sering disertai dengan kekerasan sehingga membuat warga jemaat kesulitan beribadah. Sama seperti umat Israel yang tidak terpancing melakukan peperangan, orang percaya masa kini juga bersikap bijak dengan menempuh proses hukum disertai dialog yang panjang. Dengan kesabaran demikian, kiranya masyarakat luluh hatinya dan dapat menerima kehadiran gereja. Mengalah dapat diwujudkan dalam berbagai hal. Pemimpin gereja yang belajar seni mengalah dapat membawa jemaat mencapai tujuan pemuridan. Ada kalanya, dengan mengalah justru tujuan tercapai. Mari kita belajar seni mengalah demi mencapai tujuan kemenangan, yaitu hidup dalam damai sejahtera Allah. [DLT]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |