Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/05/13 |
|
![]() |
|
Selasa, 13 Mei 2025 (Minggu ke-4 sesudah Paskah)
|
|
Allah memerintahkan Musa agar orang Israel membuat tanda visual bagi mereka berupa jumbai-jumbai yang dibuat pada ujung baju (37-38). Jumbai itu mengingatkan orang Israel akan perintah TUHAN sehingga mereka menghidupi hukum hukum tersebut (39-40). Setiap jumbai diberi benang ungu kebiru-biruan (38). Benang dengan warna ungu dipakai juga dalam tenda dan tabir Kemah Suci (bdk. Kel. 26:1, 31) serta pakaian imam (bdk. Kel. 28:31). Kemah Suci dan pakaian imam melambangkan kekudusan Allah. Benang ungu kebiru-biruan pada jumbai-jumbai ujung baju orang Israel juga menekankan akan kekudusan Allah (40). Jumbai-jumbai bukan sekadar aksesori, namun menegaskan identitas dan spiritualitas orang Israel. Jumbai jumbai itu mengingatkan bahwa setiap orang Israel adalah bagian dari kerajaan imam dan bangsa yang kudus milik Allah (bdk. Kel. 19:6). Setiap orang Israel dikhususkan Allah menjadi wakil-Nya untuk menyatakan berkat dan kehadiran-Nya di tengah dunia. Setiap orang Israel diperingatkan jangan mengikuti hati dan mata sendiri. Orang yang mengikuti hati dan mata sendiri akan dihukum seperti orang yang mengumpulkan kayu api pada hari Sabat (lih. Bil. 15:32-36) dan sepuluh pengintai yang menghasut umat Israel untuk tidak masuk ke negeri Kanaan (lih. Bil. 13:27-33). Orang Israel dipanggil menjadi umat yang taat akan Allah dan perintah-Nya. Di tengah dunia yang makin memisahkan dan menjauhkan diri dari hal-hal rohani, kita perlu memilih dan mengenakan tanda visual kekristenan kita. Bukan sebagai aksesori yang mempercantik, tetapi sebagai pengingat akan siapa kita dan bagaimana kita harus hidup di tengah dunia. Salib, misalnya. Ini bukan soal anting, kalung, gelang, atau, bahkan tato, melainkan makna salib bagi kita. Setiap kali melihat salib, kita mengingat akan kematian Yesus Kristus yang menebus, menghidupkan, memulihkan, dan menjadikan kita sebagai warga Kerajaan Allah. Salib juga menyadarkan kita akan fokus baru di dunia, yaitu meninggalkan dosa dan hidup bagi Allah. Apakah kita bersedia menghidupinya? [JMH]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |