Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/05/12 |
|
![]() |
|
Senin, 12 Mei 2025 (Minggu ke-4 sesudah Paskah)
|
|
Bacaan ini merupakan kelanjutan dari teks sebelumnya. Bagian sebelumnya mengatur konsekuensi antara perbuatan dosa yang tidak sengaja dan perbuatan dosa yang dilakukan dengan sengaja. Melalui ritual kurban dan pendamaian oleh imam, orang yang berbuat dosa tanpa sengaja, memperoleh pengampunan (25, 28). Namun, orang yang berbuat dosa dengan sengaja, harus dilenyapkan (31). "Ketika orang Israel ada di padang gurun", ada orang yang kedapatan mengumpulkan kayu api pada hari Sabat (32-34). Hukum memelihara hari Sabat telah diberikan pada saat orang Israel berada di Sinai (lih. Kel. 19:1; Bil. 10:10), kemudian disampaikan berulang kali (lih. Kel. 20:8-11, 23:12, 31:12-17, 34:21, 35:1-3; Im. 16:31, 19:3, 30, 23:3, 11). Perintahnya satu, yaitu umat Allah harus beristirahat dan tidak melakukan pekerjaan apa pun termasuk menyalakan api (lih. Kel. 35:3). Tampaknya, orang yang mengumpulkan kayu melakukannya dengan sengaja. Artinya, dia menghina firman Allah. Oleh sebab itu, Allah memberikan hukuman mati kepadanya. Akan tetapi, orang Israel tidak tahu bagaimana melakukannya. TUHAN memerintahkan umat Israel melontari orang itu dengan batu sehingga ia mati di luar perkemahan (35-36). Perintah itu bukanlah ketetapan baru, melainkan bentuk hukuman. Hal itu, pada dasarnya, adalah penegasan konsekuensi dari ketetapan yang telah Allah berikan sebelumnya. Hukuman mati menunjukkan betapa seriusnya Allah memandang ketaatan. Allah memberikan hukum agar umat Nya menikmati relasi yang indah dengan-Nya dan mengalami kehidupan yang dijanjikan-Nya. Setiap hukum diberikan untuk diperhatikan dan dilakukan bukan sebagai formalitas, melainkan sebagai tanda kesetiaan dan penghormatan. Ketidaktaatan, terutama yang disengaja, menunjukkan sikap hati yang tidak menghormati Allah dan firman-Nya. Mendengarkan dan mengindahkan suara Allah lebih baik daripada kurban sembelihan. Pembangkangan dan keras kepala sama seperti kejahatan menyembah berhala. Jangan melawan Allah! [JMH]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |