Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/05/08 |
|
![]() |
|
Kamis, 8 Mei 2025 (Minggu ke-3 sesudah Paskah)
|
|
Dalam konten-konten media sosial, sering muncul istilah PoV. Konten video PoV berisi aktivitas hidup seseorang, misalnya tutorial mengemudi mobil bagi pemula, berburu makanan, merias wajah, dan lain sebagainya. PoV adalah kependekan dari point of view, atau sudut pandang. PoV adalah posisi seseorang memandang suatu hal atau orang lain. Dalam bacaan kali ini, kedua belas pengintai yang diutus oleh Musa memiliki persamaan dan perbedaan PoV. Mereka berdua belas memiliki PoV yang sama tentang keadaan tanah yang hendak mereka masuki, yaitu berlimpah hasil bumi dan kaya (26-27). Mereka juga masih memiliki PoV yang sama tentang kondisi bangsa yang tinggal di tanah itu, yang mana orang-orangnya kuat dan kota-kotanya berkubu (28-29). Namun, mereka memiliki PoV yang berbeda tentang mampu tidaknya mereka melawan orang yang tinggal di sana untuk merebut tanah itu. Kaleb meyakini bahwa mereka bisa; ia yakin mereka pasti bisa mengalahkan orang-orang di sana (30). Sementara yang lain yakin tidak bisa karena merasa diri lebih kecil dan lebih lemah daripada orang-orang itu (31-33). Ada perbedaan sudut pandang di antara Kaleb dan pengintai yang lain. Kaleb melihat dengan optimis, sementara yang lain melihat dengan pesimis. Sering kali keberhasilan kita dalam melakukan sesuatu tidak ditentukan oleh kemampuan kita, melainkan terlebih dahulu ditentukan oleh sudut pandang kita terhadap hal tersebut. Kalau kita sudah memandang diri kita tidak bisa melakukan sesuatu, maka menjadi sangat sulit untuk memulai, apalagi menyelesaikan hal itu. Sebaliknya, bila kita memandang diri mampu, sekalipun harus belajar dan mencoba berulang kali, umumnya kita akan berhasil menyelesaikan tugas yang dipercayakan kepada kita. PoV atau sudut pandang kita menentukan langkah kita selanjutnya. Oleh karena itu, baiklah kita memiliki PoV yang positif dan optimis sehingga bisa memulai sesuatu dengan yakin. Tanpa mengabaikan kekurangan dan kelemahan dalam diri kita, mengelola PoV secara positif dan optimis akan menolong kita melangkah maju. [KRS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |