Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/05/07 |
|
Rabu, 7 Mei 2008
|
|
Judul: Ucapan syukur yang tulus Inilah yang terjadi. Pemazmur pernah merasa diri aman. Karena percaya bahwa Tuhan berkenan kepadanya, pemazmur menjadi sombong, merasa tidak akan ada apa-apa yang bisa menggoyah hidupnya (ayat 7-8a). Ia lupa Tuhan! Maka Tuhan sepertinya tidak hadir lagi dalam hidupnya (ayat 8b). Kemudian kesulitan datang, pemazmur merasa sendirian dan ketakutan. Bayangkan, situasinya bagaikan seseorang sedang meregang nyawa karena hampir direnggut oleh maut dalam rawa hisap. Ia berteriak-teriak tanpa daya. Dalam keadaan kepepet, baru pemazmur ingat lagi kepada Tuhan dan berseru minta tolong kepada-Nya (ayat 11). Berbagai alasan diungkapkan agar Tuhan menolongnya, namun alasan utama adalah ia takut mati (ayat 10)! Tiba-tiba tangan Tuhan terulur meraih dan mengangkatnya (ayat 4). Tidak heran perasaan sukacita pemazmur diekspresikan dengan tari-tarian kegembiraan yang meluap-luap (ayat 12) seraya mengajak semua anak Tuhan mensyukuri kebaikan-Nya (ayat 5). Memang Tuhan pernah marah karena pemazmur mengkhianati-Nya, tetapi kemurahan-Nya jauh melampaui kemurkaan-Nya (ayat 6). Kita semua adalah orang-orang yang pernah mengalami kengerian maut dalam lumpur rawa dosa. Oleh kasih karunia-Nya, Kristus telah mati untuk menebus kebinasaan kita dan memberikan kita hidup sejati, bahkan ketika kita masih menjadi musuh Allah (Roma 5:8-10). Ungkapkan syukur Anda kepada-Nya dengan memberitakan kebaikan-Nya kepada orang lain. Nyatakan akibat kebaikan-Nya itu pada diri Anda, agar mereka melihat kesaksian hidup Anda, dan bertobat!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |