Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/05/04 |
|
![]() |
|
Minggu, 4 Mei 2025 (Minggu ke-3 sesudah Paskah)
|
|
Makan merupakan kebutuhan pokok manusia. Bisa makan setiap hari perlu disyukuri karena ada makanan yang bisa dinikmati dan membuat tubuh sehat serta kuat. Demikian juga soal memilih jenis makanan, sangatlah bijak jika kita memilih makanan berdasarkan kebutuhan tubuh. Namun, sering kali saat memilih jenis makanan, yang dipilih bukan karena kebutuhan tubuh, melainkan karena keinginan lidah. Keinginan lidah tampak dalam tuntutan segerombolan orang Israel yang sangat menginginkan daging (4). Mereka menggerutu karena teringat ikan dan berbagai makanan dengan segala bumbu kaya rasa yang biasa mereka santap di Mesir (5). Sementara itu, mereka hanya makan manna sepanjang waktu di padang gurun (6). Mereka tidak menyadari bahwa mereka bisa makan setiap hari tanpa harus lelah menanam, bahkan tidak perlu mencari cara mendapatkan makanan di tengah padang gurun (8-9). Dari gerutu segerombolan orang itu tampaklah perbedaan besar antara keinginan dan kebutuhan. Dari sisi kebutuhan, jelas mereka sudah sangat tercukupi, bahkan dengan segala kemudahan. Di sisi lain, keinginan tidak ada batasnya. Bisa terjadi segerombolan orang menginginkan daging, sementara segerombolan lainnya menginginkan jenis makanan yang berbeda. Karena dikuasai keinginan, mereka tidak melihat berkat Allah yang telah memenuhi kebutuhan mereka. Bisa jadi, kita juga demikian. Tidak hanya tentang makanan, tetapi juga banyak hal lain. Kita sulit memisahkan antara keinginan dan kebutuhan. Akibatnya, selalu merasa kurang dibandingkan dengan orang lain. Perasaan semacam itu bisa dikelola secara positif dengan cara memacu diri menjadi lebih baik dan bekerja lebih sungguh. Namun, ada juga dampak negatifnya, yaitu merasa diri tidak beruntung, iri hati, dan dengki. Rasa syukur jauh dari orang yang demikian. Dirinya tidak bisa melihat hal-hal "biasa" yang dimiliki sebagai berkat dari Allah, merasa nelangsa dan terpuruk. Jauhkanlah diri dari perasaan demikian. Kiranya kita penuh syukur atas kebutuhan yang dicukupi oleh Allah. [KRS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |