Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/05/03 |
|
Kamis, 3 Mei 2007
|
|
Judul: Bebal plus! Apriori adalah sikap yang sulit diubah. Orang yang sudah memiliki prasangka buruk terhadap Tuhan atau sesamanya biasanya tidak mudah untuk menghilangkannya, walaupun fakta menunjukkan bahwa prasangka itu tidak benar. Itulah yang terjadi pada para pemimpin umat Yehuda. Seperti telah diduga semula, respons para pemimpin umat adalah penolakan mentah-mentah terhadap firman Tuhan. Mereka curiga akan maksud baik Tuhan maupun Yeremia. Mereka malah menuduh Yeremia berkata bohong dan bukan berdasarkan firman Tuhan, melainkan hasutan Barukh, asisten Yeremia. Tidak jelas apa peran Barukh, selain sebagai juru tulis Yeremia, sehingga ia dituduh menghasut Yeremia. Sikap para pemimpin umat diteruskan dengan memaksa seluruh umat, termasuk sisa-sisa bangsawan di bawah pengawasan Gedalya, bahkan juga memaksa Yeremia dan Barukh untuk melarikan diri ke Mesir (4-7). Terhadap respons negatif umat, Tuhan menyuruh Yeremia menubuatkan kehancuran Mesir oleh Babel lewat peragaan simbolis. Batu-batu besar yang Yeremia sembunyikan di dekat pintu masuk istana Firaun di Tahpanhes akan digunakan sebagai dasar pembangunan istana Nebukadnezar di Mesir (10). Mesir dengan ilah-ilah yang selama ini menjadi kekuatannya akan dilibas habis oleh Babel dengan begitu mudahnya, bak seorang yang membersihkan pakaiannya dari kutu-kutu (12). Gelombang kehancuran akan menimpa Mesir dan mereka yang mengandalkannya (11). Zaman ini pun manusia cenderung makin bebal. Karena memiliki akses ke berbagai ilmu, teknologi, kuasa, dll., manusia mengira bisa membelokkan campur tangan Tuhan. Kebebalan membuat manusia terjangkiti penyakit kebal terhadap firman Allah. Karena itu kita harus waspada! Jangan lupa bahwa Tuhan adalah pengendali sejarah. Ia berhak dan berkuasa menaklukkan perjalanan hidup siapa pun. Firman-Nya pasti akan digenapi, maka tunduklah pada kehendak-Nya!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |