Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/04/19 |
|
Rabu, 19 April 2023 (Minggu ke-2 sesudah Paskah)
|
|
Sekuat apa Kota Yerusalem? Seperti kota-kota lainnya pada zaman itu, Yerusalem dilindungi dengan tembok kota dan menara pengintaian. Ditambah lagi, Yerusalem merupakan ibu kota kerajaan. Perlindungan yang dibangun pasti tidak dapat diremehkan. Terlebih lagi, di dalam kota itu terdapat Bait Suci, yang menjadi representasi kehadiran Tuhan. Tak heran, orang-orang Yehuda berpikiran bahwa Yerusalem tidak akan bisa dikalahkan oleh bangsa-bangsa lain (12). Nyatanya, yang terjadi adalah sebaliknya. Kondisi nyaman dan aman berubah menjadi kehinaan dan kelaparan hebat (3-8, 10). Bahkan, orang mati dianggap lebih beruntung daripada orang hidup (9). Semua itu terjadi karena dosa umat. Para nabi dan para imam yang semestinya melayani Tuhan dalam kekudusan telah tercemar akibat dosa ketidakadilan sehingga mereka dinajiskan (13-16). Tembok kota dan menara pengintaian pun tidak dapat meluputkan mereka dari kekalahan dan kesengsaraan (17-19). Sungguh tak terbayangkan! Hidup orang-orang Yehuda penuh dengan kesombongan. Sebagai umat pilihan Tuhan, mereka yakin bahwa bagaimanapun juga keadaan mereka, Tuhan tidak akan membiarkan mereka celaka. Pikir mereka, status mereka memberikan kekebalan terhadap penderitaan. Akibatnya, mereka lalai untuk setia kepada perintah Tuhan. Kiranya kita belajar dari sejarah bangsa Yehuda. Sebagai orang Kristen, kita bisa membanggakan diri kita sebagai orang yang sudah diselamatkan. Pikir kita, tak perlu lagi kita repot-repot menjaga kekudusan hidup dan berbuat baik karena keselamatan sudah diberikan Tuhan. Itu salah! Memang keselamatan telah dianugerahkan, tetapi jangan sampai kita lalai untuk memelihara dan menghidupi keselamatan itu. Hendaknya segenap hidup kita dipenuhi kekudusan, keadilan, dan kebaikan, sebagai wujud syukur kita atas keselamatan dari Tuhan, juga sebagai bukti kesetiaan kita kepada Tuhan. Jauhlah kiranya sikap congkak bongak (sangat congkak) dari diri kita. [KRS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |