Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/04/17

Selasa, 17 April 2012

Roma 3:9-20
Ngeri dan dahsyatnya dosa

Judul: Ngeri dan dahsyatnya dosa
Dari pemaparan panorama kondisi manusia yang kita telaah beberapa hari terakhir kita telah melihat betapa mengerikannya dosa itu dan betapa kuasanya hadir di mana-mana dalam hidup kita sehari-hari di dunia ini. Paulus menyadari bahwa ketika kita bicara tentang orang jahat dan yang hidup amoral, tentang orang yang legalistik dan orang yang menggampangkan anugerah Allah, kita mungkin merasa diri aman dari semua tantangan itu. Kita mungkin merasa tidak terlalu ekstrem kanan maupun kiri. "Yang penting toh saya saat teduh setiap hari, beribadah dan melayani secukupnya, tidak usah macam-macam, " mungkin itu yang kita pikirkan. Benarkah ada situasi yang aman dari bahaya-bahaya yang telah kita lihat dalam hari-hari terakhir ini?

Dalam perikop yang puitis ini Paulus menjawab "Tidak!" dengan tegas. Tak ada seorang pun yang bisa cukup aman dari kuasa dosa yang hadir di mana-mana. Kenyataannya, tantangan dan cobaan itu bukan saja hadir di sekitar kita, juga di dalam diri kita. Pikiran, perbuatan, perkataan kita; seluruh keberadaan kita telah tercemar oleh natur manusia berdosa. Kecenderungan alami kita bukanlah untuk taat kehendak Allah tetapi berontak dan lari dari dekapan kasih-Nya. Jika Allah membiarkan manusia sendirian, kita akan saling menghancurkan dan membinasakan sebab "rasa takut kepada Allah tidak ada" dalam diri kita.

Apakah dengan Allah menyodorkan diri-Nya kepada kita kita lantas menjadi penurut dan setia kepada-Nya? Tidak juga. Bahkan setelah kita mengenal Kitab Suci dan kebenaran Allah yang terkandung di dalamnya, kita tetap membandel dan berontak. Hukum Allah bukannya membimbing manusia kembali kepada Penciptanya malahan membuat manusia semakin jauh terjatuh ke dalam dosa, dulu kita tidak tahu dan kita berontak, sekarang kita tahu banyak dan semakin canggih memberontak. Pengalaman hidup kita telah membuktikannya: hukum agama apa pun, tidak memadai untuk membawa manusia kepada Allah. Kita membutuhkan solusi non-agamis dari Allah. Hal itu hanya didapat oleh karena anugerah Allah.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/04/17/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org