Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/04/17 |
|
Selasa, 17 April 2012
|
|
Judul: Ngeri dan dahsyatnya dosa Dalam perikop yang puitis ini Paulus menjawab "Tidak!" dengan tegas. Tak ada seorang pun yang bisa cukup aman dari kuasa dosa yang hadir di mana-mana. Kenyataannya, tantangan dan cobaan itu bukan saja hadir di sekitar kita, juga di dalam diri kita. Pikiran, perbuatan, perkataan kita; seluruh keberadaan kita telah tercemar oleh natur manusia berdosa. Kecenderungan alami kita bukanlah untuk taat kehendak Allah tetapi berontak dan lari dari dekapan kasih-Nya. Jika Allah membiarkan manusia sendirian, kita akan saling menghancurkan dan membinasakan sebab "rasa takut kepada Allah tidak ada" dalam diri kita. Apakah dengan Allah menyodorkan diri-Nya kepada kita kita lantas menjadi penurut dan setia kepada-Nya? Tidak juga. Bahkan setelah kita mengenal Kitab Suci dan kebenaran Allah yang terkandung di dalamnya, kita tetap membandel dan berontak. Hukum Allah bukannya membimbing manusia kembali kepada Penciptanya malahan membuat manusia semakin jauh terjatuh ke dalam dosa, dulu kita tidak tahu dan kita berontak, sekarang kita tahu banyak dan semakin canggih memberontak. Pengalaman hidup kita telah membuktikannya: hukum agama apa pun, tidak memadai untuk membawa manusia kepada Allah. Kita membutuhkan solusi non-agamis dari Allah. Hal itu hanya didapat oleh karena anugerah Allah. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |