Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/04/13

Jumat, 13 April 2012

Roma 2:1-16
Membius hati nurani

Judul: Membius hati nurani
Adakah seorang manusia yang bisa lepas dari kejahatan-kejahatan yang kemarin kita baca dan pelajari? Adakah seorang manusia yang tidak pernah membius hati nurani dan sensitivitasnya terhadap dosa agar ia dapat lebih menikmati dosa itu, walaupun sebentar saja? Tidakkah kita semua, pada satu dan lain kesempatan, terjatuh ke dalam dosa dan mencoba memberikan argumen sebagai pembenaran atas dosa itu atau membekap suara hati nurani kita agar kita bisa lebih lama menikmati dosa itu?

Waktu kita membaca katalog dosa dalam bacaan kemarin kita teringat kepada orang-orang lain dan kita menuding mereka dengan berbagai dosa. Perikop hari ini menegur kita bahwa kita pun tidak lepas dari dosa-dosa yang tidak kalah parahnya. Saat kita menghakimi orang lain, tidakkah dalam diri kita juga ada keinginan hati yang menyimpang, hawa nafsu yang memalukan, pikiran yang terkutuk? Beranikah kita mengatakan di hadapan Allah bahwa hati, nafsu dan pikiran kita sungguh-sungguh kudus tak bercela di hadapan-Nya?

Paulus mengingatkan kita bahwa kecemaran itu bukan saja di luar sana, di tengah-tengah dunia, tetapi juga di sini, di dalam hati dan hidup kita. "Allah tidak memandang muka, " (11). Kepada setiap orang Allah mengenakan standar yang sama. Tidak ada alasan berdalih bahwa kita tidak tahu kehendak Allah sebab Allah sudah menyatakan kehendak-Nya melalui Kitab Suci dan hati nurani manusia (14-15). Kalau demikian, dapatkah hati nurani kita jadikan patokan kehendak Allah? Tergantung, apakah hati nurani itu dirawat untuk tetap peka terhadap kebenaran Allah. Kemarin kita sudah melihat bahwa ada orang-orang yang begitu keras berontak dari Allah sehingga Allah menyerahkan hati mereka kepada kebinasaan.

Selama kita hidup dalam pergaulan erat dengan Allah, hati nurani kita akan terus diasah tetap peka terhadap kebenaran Allah sehingga bisa dijadikan pegangan yang dipercaya dalam hidup. Semakin sering hati nurani itu dibius dan diabaikan, semakin tidak andal ia dalam membuat keputusan. Penghakiman itu akan datang maka jagalah hati Anda tetap bersih, sadar dan waspada.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/04/13/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org