Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/04/11 |
|
Sabtu, 11 April 2009
|
|
Judul: Rekonsiliasi Di dalam Alkitab tema pendamaian sudah ada sejak PL. Agar manusia berdosa dapat menghampiri Allah yang kudus, perlu pengantara. Juru damai pada masa PL ialah imam. Imam mewakili umat Israel untuk menghampiri Allah yang kudus. Secara khusus imam besar setahun sekali mengadakan pendamaian secara nasional melalui upacara hari raya pendamaian (Im. 16). Pada saat itu, imam besar masuk ke ruang mahakudus di kemah suci/bait Allah. Namun sebelum ia mewakili umat di hadapan takhta kudus Allah, ia terlebih dahulu mengadakan kurban pendamaian bagi dirinya sendiri karena ia sendiri berdosa. Yang luar biasa dari Kristus ialah, Dia bukan hanya berposisi tidak netral dalam mendamaikan Allah dengan manusia, Dia juga berpihak kepada kedua-duanya sekaligus. Ia mewakili kepentingan Allah yang kemuliaan-Nya dinodai oleh dosa manusia. Pada saat yang sama Ia mewakili manusia berdosa, yang sebenarnya dikasihi Allah dan menjadi sasaran pengampunan Allah. Karena tidak berdosa, Yesus tidak perlu mempersembahkan kurban pendamaian bagi diri-Nya sendiri. Maka Dia adalah pengantara sempurna dari manusia kepada Allah. Yesus lebih dari sekadar juru damai karena Dia sekaligus menjadi kurban bagi pendamaian yang dimaksud. Manusia berdosa berhutang nyawa kepada Allah yang kudus. Kristus melalui pengurbanan di kayu salib mewakili manusia berdosa dengan persembahan nyawa-Nya sehingga Allah mau menerima manusia berdosa sebagai orang yang kudus. Pendamaian merupakan karya anugerah Allah buat manusia yang tak berdaya terbelenggu dosa. Lewat perantaraan Kristus, Allah mengulurkan kasih dan pengampunan-Nya. Seperti salib merentang ke atas-bawah dan kiri-kanan, demikian Yesus mati merangkul-mendamaikan Allah-manusia, manusia-manusia.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |