Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/04/10 |
|
Senin, 10 April 2006
|
|
Judul: Yesus menyerahkan diri Pada perikop ini, Yohanes menceritakan penangkapan Yesus, proses pengadilan yang mencapai puncaknya pada penjatuhan hukuman mati bagi Yesus dan pelaksanaan hukuman mati Yesus untuk menunjukkan bahwa Ia bukan dikalahkan oleh para musuh-Nya. Sebaliknya, dalam setiap peristiwa itu Yesuslah yang memegang kendali. Berdasarkan kedaulatan-Nya sendiri dan atas kehendak Bapa, Yesus menyerahkandiri-Nya sendiri ke tangan para musuh-Nya. Yohanes menegaskan bahwa Yesus mengetahui semua peristiwa yang akan terjadi atas diri-Nya (ayat 4). Ia sengaja datang ke taman itu bersama para murid-Nya untuk berdoa. Ia tahu Yudas akan berkhianat dengan menyerahkan-Nya kepada para imam kepala (ayat 2-3). Sebenarnya ketenangan dan kewibawaan-Nya menggetarkan dan melumpuhkan para musuh-Nya yang datang untuk meringkus-Nya (ayat 6). Padahal para musuh-Nya membawa pengawal Bait Allah bahkan menyertakan prajurit Romawi yang bersenjata lengkap (ayat 3). Yesus tetap memegang kendali saat Ia ditangkap dalam taman itu. Ia masih melindungi Petrus dari kesalahan fatal yang dilakukannya dan membebaskannya dari kesulitan akibat perbuatannya (ayat 9-11). Demi melaksanakan kehendak Bapa maka Yesus membiarkan diri-Nya tertangkap (ayat 12). Pada hakikatnya, tiada kuasa apa pun baik kuasa dunia ini maupun kuasa gelap yang sanggup menjamah Anak Allah. Yesus menyerahkan diri-Nya untuk ditangkap karena Ia tahu dengan pasti bahwa itulah jalan salib yang Allah Bapa inginkan untuk Ia jalani. Hanya dengan cara itulah keselamatan dapat menjadi bagian hidup kita, orang yang percaya kepada-Nya. Kita patut menjaga diri dari tindakan bodoh seperti yang dilakukan Petrus, yang mencoba menyelamatkan Yesus dengan caranya sendiri. Sebaliknya, kita harus siap memikul salib kita masing-masing agar kehendak Tuhan terjadi. Responsku: _________________________________________________
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |