Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2002/04/09 |
|
Selasa, 9 April 2002 (Minggu Paskah 2)
|
|
Keadilan dan hukum akan kembali menang. Di antara mazmur-mazmur yang menggumuli masalah kejahatan dalam dunia, dalam terang Allah adalah raja, mazmur ini berbicara tentang keadilan Allah. Meskipun ide penobatan Allah sebagai raja tidak disinggung secara langsung, namun penekanan pada isu keadilan secara tidak langsung menegaskan kerajaan Allah dalam segi pemberlakuan kebenaran. Bila pasal 93 menekankan segi Allah sebagai Raja Pahlawan, mazmur ini menekankan segi Allah sebagai Raja Hakim. Bila kita memikirkan tentang keadilan dan tugas hakim, maka tidak bisa dihindari kita akan mengaitkannya dengan masalah pelaksanaan penghakiman dan penghukuman. Berbeda dari anggapan bahwa Allah terlalu baik atau terlalu sibuk untuk mengganjar orang-orang yang dengan jemawa dan keji bersuka cita menindas yang lemah dan tak berdaya (ayat 4-6, 21), Allah akan menghukum. Fokus pengharapan penghakiman Allah itu adalah pada permohonan agar Allah “bangkit”, suatu ungkapan teofani, yaitu ketika Allah datang dalam kemuliaan-Nya khususnya pada akhir zaman kelak. Berita tentang keadilan dan hukum akan kembali menang karena Allah akan bertindak sebagai Hakim yang benar, tidak hanya bertujuan pastoral kepada umat Allah, tetapi harus juga bertujuan memperingati orang-orang yang berbuat jahat (ayat 8-11). Allah tidak berdiam diri, tak mau tahu, menarik diri dalam ketidakpedulian. Sebaliknya Allah mendengar dan melihat (ayat 9) dan bertindak (ayat 10). Orang jahat berpikir mereka menentukan segala sesuatu, tetapi mazmur ini menegaskan bahwa ada Allah yang berdaulat yang selalu menegakkan keadilan dan hukum-hukum-Nya. Hiburan bagi orang yang takut akan Allah bukan saja datang dari mengetahui tentang kedaulatan Allah, tetapi juga dari menerima dukungan, penghiburan, dan disiplin kasih Allah atas hidupnya (ayat 18-19). Orang yang takut akan Allah tidak diluputkan dari penderitaan karena kejahatan pihak lain, tetapi didisiplin Allah agar menjadi kesaksian yang hidup tentang kebenaran dan keadilan. Kebahagiaan orang benar tidak bersumber dari pemuasan hasrat jahat, tetapi dari tunduk pada kehendak Allah. Renungkan: Pembalasan adalah hak Tuhan. Ini menghibur orang beriman dan perlu dinyatakan kepada orang yang berbuat dosa.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |