Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/03/29

Sabtu, 29 Maret 2025 (Minggu Pra-Paskah 3)

Imamat 21
Kekudusan Para Imam

Bila seluruh umat Israel harus hidup kudus, terlebih lagi para imam yang memiliki tugas khusus untuk memimpin ibadah di Kemah Suci. Merekalah yang membawakan kurban yang dibawa oleh umat, merekalah pula yang menjadi perantara doa umat kepada Sang Penebus. Dengan tugas khusus demikian, tidak heran apabila para imam memiliki aturan khusus untuk menjamin kudusnya pelayanan mereka. Itulah yang diteruskan Musa kepada anak-anak Harun.

Bila diperhatikan, aturan-aturan tersebut memang sangat mendetail tentang bagaimana menjaga kekudusan hidup. Seorang imam harus menjauhi orang mati (1-4). Rupanya hal ini menyangkut pemahaman bahwa Allah adalah hidup dan segala yang berlawanan dengan hidup adalah kenajisan, sehingga para imam sebagai pelayan Yang Mahakudus mesti dijauhkan dari apa pun yang berhubungan dengan kematian.

Terkait dengan itu pula, para imam tidak boleh menggunduli sebagian kepala, mencukur tepi janggut, dan menggoresi kulit tubuh mereka (5). Ini adalah aksi yang biasanya dilakukan dalam penyembahan berhala. Hal ini menandai bahwa mereka mesti menggunakan tubuh mereka untuk dan hanya untuk menyembah Allah. Diri mereka seutuhnya mesti didedikasikan untuk melayani Allah yang hidup (6). Itulah mengapa mereka tidak boleh melakukan pelacuran (7-9); harus menjaga pengurapan dan pernikahan mereka (10-15); serta tidak boleh datang kepada-Nya dengan kecacatan (16-23).

Hanya dengan menaati seluruh ketentuan imamat, ibadah mereka menjadi harum dan berkenan di hadirat Allah.

Seperti orang Israel, orang percaya adalah "bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat Allah sendiri" (1Ptr. 2:9). Artinya, kita sebagai para pengikut Kristus pun memiliki panggilan imamat untuk menjaga kudusnya segala pekerjaan dan perbuatan kita. Apa pun yang berhubungan dengan kecemaran, dari kebiasaan yang merusak sampai tren yang berbau mistis, harus kita jauhi. Allah yang hidup harus menjadi fokus kita. Dalam menjaga diri dan relasi dengan sesama maupun Tuhan, kita menjunjung tinggi kehidupan yang sempurna. [SET]


Baca Gali Alkitab 13

Imamat 16

Makin lama kita hidup di dunia ini dan mengamati segala konflik yang terjadi, makin nyata betapa mahalnya kedamaian. Agar pendamaian bisa terjadi, haruslah kita membayar harganya.

Pertanyaannya, sanggupkah kita? Adakah yang dapat kita lakukan agar kita merasakan damai yang sejati? Apa yang harus kita perbuat supaya kita dapat diperdamaikan dengan Allah?

Apa saja yang Anda baca?
1. Larangan apa yang harus Musa katakan kepada Harun? (1-2)
2. Bagaimana Harun masuk ke dalam Tempat Kudus terkait dengan yang harus dikenakan, diambil, dan dipersembahkan, juga yang harus diletakkan dan dipercikkan? (3-6, 11-15)
3. Apa yang harus dilakukan terhadap dua ekor kambing? (7-10)
4. Apa tujuan Harun di Kemah Pertemuan? (16)
5. Siapa yang boleh hadir di dalam Kemah Pertemuan? (17)
6. Ke mana Harun harus pergi? Apa yang harus ia lakukan terhadap darah kurban dan kambing yang masih hidup? (18-21)
7. Apa makna dari pelepasan kambing tersebut? (22)
8. Bagaimana ia harus mempersembahkan kurban dan menjaga kekudusan dirinya? (23-28)
9. Apa yang harus menjadi ketetapan bagi orang Israel? (29-34)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Bagaimana seharusnya umat mendekat ke hadapan Tuhan?
2. Siapa saja yang membutuhkan pendamaian dengan Tuhan?
3. Apa yang harus dilakukan atau dikurbankan agar dosa manusia dapat dihapuskan?
4. Seberapa besar dampak dari ritual pendamaian ini?

Apa respons Anda?
1. Bagaimana Anda akan mengucap syukur atas pendamaian sempurna yang Kristus berikan kepada Anda?
2. Apa yang dapat Anda lakukan sebagai orang yang telah didamaikan Allah di tengah dunia yang tidak mengenal damai?

Pokok Doa:
Syukur atas kedamaian sejati dari Tuhan, mohon pimpinan-Nya agar kita dapat membagikan kedamaian kepada dunia.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org