Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/03/26 |
|
Kamis, 26 Maret 2009
|
|
Judul: Menyelesaikan konflik? Berhikmat! Jawaban Yesus selalu didasarkan pada kitab suci. Misalnya ketika Ia berhadapan dengan pertanyaan ahli-ahli Taurat mengenai jati diri-Nya. Simak saja bagaimana Yesus mengutip Mzm. 110:1. Ia pada akhirnya membuat para ahli Taurat tidak bisa berkata apa-apa mengenai Mesias yang dikatakan sebagai anak Daud, tetapi juga disebut sebagai Tuhan oleh Daud (ayat 35-37). Bukan hanya pada perikop ini saja Yesus menjawab tuduhan-tuduhan atau pertanyaan-pertanyaan yang menjebak Dia dengan mengutip nats dari kitab suci. Hal ini menunjukkan betapa dalam pemahaman dan pengenalan-Nya terhadap kitab suci, sehingga Ia dapat menyelesaikan persoalan-persoalan dengan penuh hikmat. Dalam kehidupan kita, kita sering berhadapan dengan situasi yang penuh dengan konflik. Baik konflik dengan pihak lain maupun konflik dengan orang-orang dekat. Lalu bagaimana cara menghadapinya? Seringkali kita menunjukkan ca-ra yang tidak bijaksana karena hasrat untuk unjuk gigi. Tak jarang kita mengetahui konflik internal gereja melalui media massa. Ini memperlihatkan bahwa orang-orang yang nota-bene adalah pengikut Kristus, lupa meneladani Yesus. Karena yang ditampilkan hanyalah luapan-luapan emosi, tidak menunjukkan diri sebagai orang berhikmat. Sebagai pengikut Kristus, hendaknya kita meneladani Dia dalam menyelesaikan persoalan atau pertentangan, yaitu dengan berhikmat. Lalu bagaimana cara mendapatkan hikmat? Baca Alkitab!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |