Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/03/17

Sabtu, 17 Maret 2012

Markus 13:1-13
Kehancuran dan penghambatan

Judul: Kehancuran dan penghambatan
Sebelum penghakiman terakhir datang, seperti apa masa depan yang menanti umat Allah? Apakah ada jaminan kebahagiaan dan penyertaan jasmani, selain rohani? Kadang itulah yang kita dengar diulang-ulang oleh pengkhotbah tertentu. Namun firman Allah rupanya tak menampilkan gambaran yang serba manis seakan kita sudah masuk surga sebelum kita dipanggil Tuhan. Bagian Injil Markus yang kita baca ini adalah salah satu alasannya.

Nas ini menjadi awal pasal 13, pasal yang kadang disebut sebagai "Wahyu kecil" karena isinya membahas akhir zaman. Bagian ini diawali sebuah klaim dahsyat, yang faktanya mungkin telah diketahui sebagian orang Kristen Romawi pembaca pertama Injil ini waktu itu: Bait Allah Yahudi niscaya hancur. Kehancuran itu jadi picu bagi pembahasan tentang "kesudahannya": akhir dari zaman ini; bukan hanya "zaman" dalam arti penjajahan yang diderita bangsa Yahudi waktu itu, tetapi akhir dari sejarah manusia, sebelum dunia ini, dalam istilah Kitab Wahyu, diganti dengan "langit dan bumi yang baru". Tak hanya itu, rupanya waktu-waktu menjelang akhir itu pun diwarnai oleh penghambatan yang mesti dialami para murid Yesus.

Nas ini memberi beberapa poin penting. Pertama, kita mesti waspada terhadap para penyesat (5-6). Mereka tak hanya membawa-bawa nama dan otoritas Yesus sebagai Mesias dan Tuhan, bahkan menyamakan diri dengan Dia. Kedua, orang percaya tak hanya akan berhadapan dengan penyesatan, tetapi juga penghambatan, bahkan siksaan. Nama Yesus akan membuat para murid-Nya dibenci orang (13). Ketiga, di tengah situasi itu, panggilan kita bukan lari sembunyi atau melawan, tetapi justru memberitakan kabar baik tentang anugerah Tuhan Yesus (10). Terakhir, di tengah kondisi dan panggilan itu, kita diberi jaminan, bahwa Roh Kudus akan menyertai dan mengaruniakan apa yang mesti kita katakan. Program Kerajaan Allah niscaya terus berjalan, bahkan di tengah siksaan dan hambatan. Inilah aset utama kita: bukan hikmat pribadi atau kelihaian kata, tetapi kuasa Roh Kudus yang memampukan kita bersaksi dan memuliakan Allah Tritunggal.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/03/17/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org