Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/03/13

Selasa, 13 Maret 2012

Markus 12:28-34
Berapa roti ada padamu?

Judul: Dilandasi satu hal penting
Tak seperti tokoh-tokoh lain yang merespons Yesus secara negatif, si ahli Taurat ini, disebut Yesus sebagai "tidak jauh dari Kerajaan Allah"; artinya ia mengakui Allah di dalam kehidupannya sebagai Sang Raja yang berkuasa atas segala sendi kehidupannya.

Hukum yang pertama yang ditekankan Yesus bersangkutan dengan Allah: Allah itu Esa adanya dan kita mesti mengasihi Dia dengan segenap keberadaan kita. Di sini Yesus pertama-tama mengutip Ul. 6:4-5, sambil menambahkan frasa "dengan segenap akal budimu". Nas ini menegaskan kembali bahwa entah itu doktrin, ritus agama, politik dan kedudukan, atau yang lainnya, semua itu hanyalah wadah bagi kita untuk menyembah, memuliakan, dan mengasihi Allah. Tidak ada yang lebih utama dari mengasihi Dia. Sebagai contoh, jika dalam beribadah kita lebih antusias dengan posisi/kehormatan sosial yang kita tempati atau pertunjukkan di sana, dan bukan dengan kerinduan untuk mengungkapkan rasa kasih dan bersekutu dengan Dia, maka tampak jelas bahwa ibadah kita itu munafik.

Nas dari Ul. 6:4-5 itu dikombinasikan-Nya dengan Im. 19:18. Hukum tentang mengasihi Allah tidak lengkap tanpa hukum tentang mengasihi sesama. Dari penempatan hukum kedua ini, bisa kita simpulkan bahwa seseorang tidak mungkin bisa mengasihi Allah jika ia tak bisa mengasihi sesamanya. Kasih kepada sesama merupakan bagian yang penting dan integral dari ibadah kepada Allah.

Ternyata, seluruh kehidupan kita mestinya dilandasi oleh satu hal penting, yaitu mengasihi Allah dan dengan demikian, mengasihi sesama. Nas ini menginsyafkan kita untuk terus menelisik dan mencermati segala motivasi dari ibadah, perbuatan baik, bahkan doktrin yang kita percayai: apakah itu semua didasari oleh mengasihi Allah dan sesama, ataukah justru karena alasan yang sama sekali berbeda? Jika yang disebut terakhir, artinya kita mesti bertobat dan meminta Roh-Nya untuk mengajar kita tentang bagaimana sejatinya cara mengasihi Dia dan sesama. Jika yang disebut pertama, sepatutnya kita terus bersyukur dalam doa kepada-Nya.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/03/13/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org