Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/03/11 |
|
Minggu, 11 Maret 2012
|
|
Judul: Anda orang bebal? Daud mengajar bahwa orang bebal menolak mengakui keberadaan Allah (2a). Bebal di sini memang bukan kebodohan intelektual. Namun besar pengaruhnya terhadap akal budi seseorang. Di luar Allah, Sang Sumber Hidup dan Hikmat, manusia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri yang terbatas bahkan terbelenggu oleh dosa. Itu sebabnya, penolakan kepada Allah menghasilkan kejahatan. Kata-kata yang dipakai untuk menjelaskan kejahatan itu sungguh keras: busuk dan jijik, bejat, dan tidak ada yang berbuat baik (2, 4). Yang lebih menyedihkan adalah mereka tidak menyadari kebebalan mereka sendiri. Proklamasi mereka bahwa Allah tidak ada adalah pernyataan paling tidak masuk akal. Kita bisa membayangkan apa yang dibayangkan Daud, respons Allah dari sorga yang melihat dan menggeleng-gelengkan kepala-Nya. Mereka tidak sadar mereka sedang melawan Allah. Mereka tidak menyadari sedang hidup di bawah bayang-bayang murka Allah (5-6). Mereka sedang menuju kepada kehancuran mereka sendiri. Orang Kristen seharusnya bukan orang bebal. Kita sudah memperoleh anugerah Allah yang memerdekakan kita dari belenggu dosa, dari pikiran yang dibelenggu kebebalan. Namun, sungguh ironis kalau kita memiliki cara hidup seperti orang bebal. Yaitu, menjalani hidup seperti Tuhan tidak ada sehingga sembarangan, mengumbar hawa nafsu, dan ikut-ikutan dunia ini. Apa bedanya dengan mereka yang memang masih dibelenggu dosa? Apakah Anda orang bebal? Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |