Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2000/03/06 |
|
Senin, 6 Maret 2000 (Minggu Sengsara I)
|
|
Awas! 'Egois Rohani'. Sifat egois nampaknya sulit dipisahkan dari kehidupan manusia. Yang lebih menyedihkan, sifat ini ternyata juga dapat melanda kehidupan kerohanian. Yang penting aku sudah menerima keselamatan pribadi, yang penting aku sudah mengembangkan persekutuan pribadi dengan Dia, yang penting pengetahuanku akan kebenaran-Nya semakin bertumbuh; tidak peduli dengan Kristen lainnya apalagi dengan non-Kristen. Keegoisan rohani juga nampak dalam respons Petrus ketika ia menyaksikan Yesus dimuliakan di atas gunung. Secara spontan ia menyatakan bahwa ia ingin mendirikan tiga kemah untuk Yesus, Musa, dan Elia, supaya mereka tidak pergi sehingga Petrus dapat terus mempunyai pengalaman rohani yang luar biasa secara pribadi. Petrus mendapatkan suatu pencerahan untuk memahami misteri puncak kehidupan manusia, khususnya tentang masa depan manusia setelah kematian dan peran Yesus di dalam seluruh misteri tersebut. Hadirnya Musa dan Elia memberikan keyakinan kepada Petrus bahwa ada "dunia lain" atau "kerajaan kekal". Dunia lain ini bukanlah sekadar masa depan, namun hadir bersamaan dengan dunia kita sekarang. Kristus mempunyai 'akses' untuk masuk ke dalam dunia yang lain. Dan dalam dunia lain ini, waktu dan perubahan zaman tidak memberikan pengaruh. Ini terbukti dari hadirnya Musa dan Elia pada saat bersamaan, padahal mereka hidup dalam abad yang jauh berbeda. Petrus semakin diperteguh imannya tentang misi Yesus yaitu mempersembahkan korban penghapus dosa melalui diri-Nya sendiri. Musa dan Elia mempunyai peran yang sama yaitu melepaskan umat Allah dari jajahan bangsa lain maupun allah lain, melalui persembahan korban. Petrus terlalu asyik dengan pengalaman rohani yang luar biasa ini, sehingga ia lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai murid Tuhan Yesus. Maka setelah peristiwa itu, Allah memberikan perintah agar mereka mendengar Yesus. Pengalaman ini berfungsi mempertegas siapa Yesus dan apa tugas seorang murid Tuhan Yesus. Renungkan: Kita pun harus mendengarkan dan melakukan apa yang pernah Yesus ajarkan secara nyata bagi masyarakat. Korban persembahan yang Yesus lakukan bukan untuk konsumsi pribadi Kristen, namun seluruh umat manusia.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |