Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/03/02 |
|
Senin, 2 Maret 2009
|
|
Judul: Mau ikut Mesias yang menderita? Penyembuhan seorang tuli yang dilakukan Yesus telah melahirkan pengakuan murid-murid akan kebesaran-Nya (Mrk. 7:37). Penyembuhan seorang buta juga membuka mata murid-murid tentang kemesiasan Yesus, sebagaimana disuarakan oleh Petrus (ayat 29). Saat itu segala kabut, yang menghalangi penglihatan dan pengertian para murid akan Yesus, seolah sirna. Jawaban Petrus memperlihatkan bahwa terang penyataan Allah mulai menyingsing. Meski demikian, seperti si buta dalam penyembuhan tahap pertama (Mrk. 8:22-26), penglihatan atau pemahaman Petrus tentang Yesus masih belum sempurna. Ia memang mengakui Yesus sebagai Mesias, tetapi bukan Mesias yang mengalami penderitaan dan kemudian mati tersalib (ayat 31-32). Menurut Yesus, konsep ini salah karena Petrus tidak melihat hal itu berdasarkan sudut pandang Allah. Petrus malah bertindak seperti Iblis yang mencobai Yesus untuk melawan kehendak Allah dengan tidak mengikuti jalan salib. Yesus diutus Bapa-Nya ke dunia bukan untuk menyenangkan dan memuaskan keinginan manusia. Itu sebabnya Yesus melarang murid-murid-Nya memberitahu orang lain bahwa Dia adalah Mesias. Selain karena orang harus menemukan hal itu secara pribadi, juga agar orang tidak punya motivasi salah saat mengikut Dia. Petrus ternyata punya pengikut. Banyak orang yang lebih suka mengenal Yesus sebagai Tuhan yang menyelesaikan kesulitan dan memenuhi kebutuhan mereka. Padahal Yesus datang terutama untuk menyelesaikan masalah fundamental yang dihadapi manusia, yaitu dosa. Bagaimana tanggapan dan sikap Anda? Ia yang menentukan bagaimana Anda harus bersikap atau Anda yang mengatur Dia?
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |