Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/02/27

Rabu, 27 Februari 2013

Matius 20:17-28
Untuk melayani, bukan dilayani!

Judul: Untuk melayani, bukan dilayani!
Berapa banyak dari kita yang dulu waktu kecil bercita-cita menjadi pelayan? Bukan 'pelayan' dalam arti hamba Tuhan atau pejabat pemerintahan, yang memahami diri harus 'melayani' orang lain, tetapi tetap menempati strata sosial yang lumayan tinggi. Mestinya tidak ada dari kita yang pernah bercita-cita mengantar pesanan, membersihkan kotoran, dll. Pekerjaan seperti ini tak bergengsi, penghasilannya pun pas-pasan. Namun justru pekerjaan seperti ini diacu oleh kata-kata Tuhan Yesus di nas ini.

Nas hari ini memuat dua penjungkirbalikan dugaan manusiawi. Pertama, Sang Mesias (bdk. Mat. 2:4 dan 16:16, 20) hadir bukan untuk memimpin pemberontakan militer yang sukses, tetapi untuk membiarkan diri ditangkap, "... diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan" (19). Pembalikan kedua menegaskan bahwa tidak seperti pemerintah bangsa yang menjalankan kekuasaan lewat kekerasan (25), mereka yang ingin menjadi terbesar di antara para murid justru mesti menjadi hamba saudara-saudaranya (26-27). Melalui tindakan ini, sang murid meneladani Gurunya sendiri, yaitu Yesus (28). Kata-kata Yesus ini menjelaskan makna perkataan-Nya di ayat 22-23 sekaligus mengecam ketidakmauan para murid untuk rendah hati, baik kedua bersaudara anak-anak Zebedeus maupun para murid yang lain. 'Cawan', yang di dalam nas ini dimaknai sebagai kematian Yesus, menunjuk pada ayat 28: bahwa Yesus siap "untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Jadi jati diri seorang murid ditentukan oleh mau tidaknya ia meneladani Tuhannya. Jika tidak, ia bukan murid Tuhan Yesus yang sejati.

Nas ini menggugat kita, apakah kita siap melayani dalam arti menjadi hamba bagi sesama tanpa menuntut penghargaan? Mungkin kita sudah melakukan pelayanan yang tepat, tetapi itu tidak cukup. Kita mesti memiliki motivasi yang benar, karena sangatlah gampang seorang Kristen terperangkap jebakan duniawi berupa melayani demi/asal dihargai. Pelayanan yang dilakukan tanpa sikap hati yang merendahkan diri dan melayani, justru menistakan teladan Yesus.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/02/27/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org