Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/02/25 |
|
Sabtu, 25 Februari 2023 (Minggu ke-7 sesudah Epifani)
|
|
Apa yang bisa membuat seseorang luluh dan urung dari murkanya? Bisa jadi hal itu adalah pujian atau hadiah. Apa yang bisa membuat Tuhan mengurungkan hukuman-Nya? Hal itu bukanlah benda apa pun, melainkan pertobatan. Nabi tidak hanya menyerukan hukuman dari Tuhan. Lebih dari sekadar alat Tuhan untuk mengancam umat-Nya, nabi juga menyerukan pertobatan supaya umat tidak menerima murka Tuhan. Nabi Zefanya menyebut Yehuda sebagai umat yang acuh tak acuh (1). Mereka diundang untuk bersikap peduli dengan kondisi mereka yang sudah berada di ujung tanduk kemurkaan Tuhan. Mereka diundang untuk bertobat dengan cara berbalik: mencari Tuhan, melakukan keadilan, dan mengejar kerendahan hati (3). Dalam hidup, kadang kita dapat bersikap acuh tak acuh. Misalnya, ketika ada orang yang berkata nyinyir mengenai diri dan hidup kita. Situasi demikian tentu tak perlu dipedulikan. Justru kita perlu bersikap cuek bebek sehingga tidak murung termakan omongan yang tidak membangun. Namun, terhadap banyak hal lain, kita tak boleh bersikap cuek bebek. Justru kita harus peduli terhadap sekeliling, peka terhadap apa yang terjadi. Sering kali ide dan inspirasi datang melalui cara tak terduga ketika sedang mengobrol dengan sahabat atau sekadar memandangi orang yang lalu-lalang di jalan. Tak jarang masukan datang melalui mulut orang-orang yang mengasihi kita, tetapi tak jarang pula kita mengabaikannya. Sangat mungkin, teguran datang dengan sangat halus ketika kita melakukan kesalahan. Untuk yang terakhir itu, kiranya kita makin mengasah kepekaan kita. Kalau kita merasa diri benar atau selalu benar, kita tidak mungkin sadar ketika melakukan kesalahan. Dengan demikian, kita tidak akan bisa memperbaiki kesalahan kita. Jika kita menganggap orang lain lebih rendah daripada kita, telinga kita tidak dapat menerima teguran yang membuat kita menjadi lebih baik. Marilah buang sikap cuek bebek yang bisa menjerumuskan kita ke dalam kesalahan yang lebih besar lagi, menghalangi kita menjadi lebih baik, dan merugikan kita. [KRS] Baca Gali Alkitab 8 Kepala batu, degil, dan bebal adalah kata-kata yang cocok untuk menggambarkan orang yang sudah ditegur atau diperingatkan dengan baik-baik, namun tidak peduli; bahkan, yang sudah diberi hukuman pun, tetap tidak jera. Orang-orang seperti itu sepertinya makin banyak kita jumpai di sekitar kita sekarang ini. Seperti itulah orang-orang Yehuda pada zaman Nabi Zefanya. Mereka merasa hebat dengan kejahatan yang mereka lakukan, padahal mereka lupa bahwa karena kejahatan itu, Allah akan membinasakan mereka. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |