Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/02/22 |
|
Rabu, 22 Februari 2023 (Rabu Abu)
|
|
Tidak semua orang Yehuda dibawa ke Babel, sebagian dibiarkan untuk tetap tinggal di tanah Yehuda. Namun, tanah taklukan tetap saja berada di bawah penguasaan Babel. Raja Babel mengangkat seorang pemimpin bagi mereka, yaitu Gedalya bin Safan (22). Entah apa yang dipikirkan oleh Gedalya ketika orang-orang menghadap kepadanya (23). Dia bersumpah dan berkata kepada mereka supaya tidak takut kepada orang Kasdim dan hidup tenang di bawah penguasaan Kerajaan Babel (24). Namun nyatanya, Gedalya dibunuh sehingga kepanikan dan keresahan menyeruak di antara rakyat (25-26). Dari pengalaman Gedalya, kita bisa belajar supaya tidak pernah lengah. Kekuasaan bisa membuat kita lengah, seperti Gedalya yang merasa aman dengan kekuasaan yang diterimanya. Pada kenyataannya, kekuasaan itu justru membuatnya terbunuh. Dia tidak bisa menikmatinya, juga tidak bisa melakukan apa pun yang berarti dengan kekuasaannya itu. Sumpahnya tidak melindungi dia. Demikian pula statusnya sebagai seorang yang diangkat sendiri oleh raja. Dalam hidup, kita bisa memiliki banyak kekuasaan. Sebagai pemimpin dalam suatu gereja, masyarakat, organisasi, komunitas, atau tim proyek, kita berotoritas atas sejumlah besar orang. Sebagai kakek-nenek, orang tua, atau kakak, kita memegang peran pemimpin atas mereka yang lebih muda. Jika digunakan dengan baik dan hati-hati, kekuasaan yang kita miliki bisa membawa kepada kebaikan, menuntun orang-orang yang kita pimpin melalui jalan yang benar menuju visi besar bersama. Namun, jika kita lengah, bisa jadi kita "terbunuh" oleh kekuasaan itu. Mungkin tidak dibunuh secara fisik seperti Gedalya, tetapi mati dalam relasi dengan sesama. Ketika kita mulai menyalahgunakan kekuasaan, orang tak lagi percaya kepada kita, bahkan bisa jadi membenci kita. Bisa saja kita tidak kehilangan kekuasaan, tetapi kita tidak membuat dan mendatangkan kebaikan dengan kekuasaan itu. Marilah kita bertekad untuk senantiasa waspada, menjaga hati untuk tidak takabur dan tidak lengah. [KRS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |