Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/02/18 |
|
Sabtu, 18 Februari 2023 (Minggu ke-6 sesudah Epifani)
|
|
Sejarah Kerajaan Israel dan Kerajaan Yehuda dipenuhi dengan raja-raja yang jahat, karena memang lebih mudah dan masuk akal untuk berteman dengan kerajaan-kerajaan besar di sekitar mereka untuk bertahan hidup. Bahkan, Hizkia pun, yang digambarkan sebagai raja yang baik dan menyembah Allah Israel, juga tergoda untuk mengikat janji dengan Babel (2Raj 20:12-21). Lain halnya dengan Raja Yosia. Ketika Taurat Tuhan ditemukan dan dibacakan Imam Hilkia (8-11), Yosia berkabung akan dosa bangsanya, bertobat, dan meminta petunjuk Tuhan (12-19). Tindakan Yosia membuktikan bahwa ia memiliki keberanian dan kejernihan hati. Namun, pertobatan dan reformasi yang dilakukan Yosia tidak mengubah rencana hukuman Tuhan untuk Yehuda (16). Paradoks teologis ini tidak diselesaikan oleh kisah yang kita baca. Yosia mungkin adalah Raja Yehuda terbaik yang berusaha melakukan reformasi rohani. Walau demikian, bagaimana kalau ketaatan ini tidak menghasilkan upah yang baik dari Tuhan, tetapi malah hukuman? Dalam Kitab Taurat yang ditemukan Yosia, memang jelas tertulis kutukan akan menjadi akibat ketidaktaatan Yehuda. Reformasi yang dilakukan Yosia tidak akan menyelamatkan Yehuda dari kehancuran akibat ketidaktaatan. Selain itu, Tuhan memang memberikan kelegaan pada Yosia sehingga ia tidak akan menyaksikan kehancuran itu (20). Kutuk kehancuran memang tak dapat diubah, namun Yosia tetap bekerja keras demi mengubah ketidaktaatan menjadi ketaatan. Justru di sinilah letak keistimewaan Yosia. Ketaatannya bukan karena iming-iming upah atau berkat. Dengan mendalam Yosia menyadari dosa bangsanya, dan dengan sekuat tenaga ia melakukan reformasi. Banyak orang Kristen lebih menyukai ajaran yang menjanjikan banyak berkat. Padahal, Allah yang dipercayai Yosia bukanlah mesin pembagi berkat. Justru Yosia menunjukkan hati yang setia kepada Tuhan walaupun rugi. Buat Yosia, bukan berkat yang terutama, namun ketaatan; bukan kemudahan, namun kesetiaan. [IHM] Baca Gali Alkitab 7 Berbeda pendapat atau pandangan itu hal yang wajar, sebab memang kita diciptakan dengan pemikiran, karakter, dan segala sesuatu yang berbeda-beda. Akan tetapi, jika perbedaan itu membuat kita memusuhi, membenci, menganiaya, atau bahkan membunuh orang lain, maka hal itu telah menjadi salah dan menimbulkan dosa. Apa yang dilakukan oleh Gedalya adalah upaya untuk tetap hidup dan menjaga kehidupan orang Yehuda lainnya yang tidak ikut dibawa ke Babel. Namun, ia dibunuh karena pikiran, pendapat, dan apa yang dilakukannya itu. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |