Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/02/04 |
|
Senin, 4 Februari 2008
|
|
Judul : "Makanan" yang menghasilkan Mengenal keluarga Yesus rupanya menjadi penghalang bagi orang-orang Yahudi untuk mempercayai Yesus (ayat 42). Mereka hanya bisa melihat Dia sebagai putra tukang kayu. Mereka tidak mau mempercayai bahwa Yesus adalah Anak Allah. Tak mudah pula bagi mereka untuk memahami bahwa Yesus adalah roti yang telah turun dari surga (ayat 41). Sebenarnya hal itu tidak mengherankan. Orang percaya kepada Yesus bukan karena ia yang memilih untuk percaya, melainkan karena Bapa yang menarik dia untuk percaya (ayat 44). Orang itulah yang akan dibangkitkan Yesus pada akhir zaman. Sebab ia telah menerima sang Mesias. Orang-orang Yahudi yang bersungut-sungut itu jelas tidak dapat ambil bagian di dalam Kerajaan Allah karena mereka tidak menerima pengajaran-Nya. Melalui tindakan mukjizat memberi makan orang banyak itu, Yesus menyatakan bukan saja kuasa-Nya membuat mukjizat, tetapi Ia sendirilah sang roti hidup. Roti hidup merupakan kiasan atas tubuh-Nya yang Ia korbankan untuk memberi kehidupan kekal. Itulah harga yang harus Yesus bayar agar manusia dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga. Begitu mahalnya hingga Yesus harus mengorbankan diri-Nya sendiri. Ini memperlihatkan kepada kita realitas terdalam kasih Allah, yang menjawab kenyataan gelap manusia dengan jalan pengorbanan hidup Yesus. Meski jawab Yesus ini bertujuan membongkar kedangkalan orientasi hidup orang-orang Yahudi mereka perlu disentakkan bahwa hanya dengan menerima Yesus dan pengorbanan-Nya kelak mereka dapat diluputkan dari maut dan bukan sekadar dari kelaparan sesaat. Dialah "roti dari surga". Orang yang menerima Dia niscaya memperoleh hidup yang kekal (ayat 45-47, 58). Bila kita telah percaya kepada Kristus, kita harus bersyukur karena itu berarti Bapa telah menarik kita untuk percaya. Percaya itu harus ditujukan kepada Yesus dan pengorbanan-Nya. Marilah kita terus setia dalam iman kita agar sekarang dan seterusnya kita menjalani kehidupan kekal di dalam Dia.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |