Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/01/29 |
|
Senin, 29 Januari 2007
|
|
Judul: Masih mau ikut Yesus? Kembali kita bertemu dengan pembentukan Tuhan bagi para pengikut-Nya. Misalnya, dalam pasal 9 ada suatu hal yang mengejutkan. Nama Nabi Elia disebutkan 3 kali (ay. 8, 19, 30). Permintaan Yakobus dan Yohanes dalam ay. 54 sebenarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan Elia (lht. 2Raj. 1:9-12). Memang mereka berdua menyaksikan Elia dan Musa datang kepada Yesus pada 9:28-36. Lalu, apa yang salah dengan inisiatif mereka? Mengapa Yesus justru menegur mereka? Dua perikop yang kita renungkan hari ini, sama-sama menggarisbawahi hal mengikut Yesus, yang menuntut penyesuaian yang drastis dan radikal. Ini diejawantahkan dalam dua poin utama. Yang pertama, bukan nafsu menghukum dan membinasakan yang harus dijiwai seorang pemberita Kerajaan Allah, tetapi hasrat berkobar-kobar untuk memberitakan Kabar Baik-Nya. Karena misi itu sedemikian genting, si pemberita Kabar Baik harus merespons penolakan dengan menyerahkannya kepada Tuhan dan terus melaksanakan pelayanannya itu. Walau kita berada di pihak yang benar, kita tidak punya hak untuk membinasakan begitu saja yang bersalah. Kedua (9:57-62), memberitakan Kabar Baik selalu mengandung implikasi. Di sini kita tidak boleh memahami hiperbola yang disampaikan Yesus secara harfiah. Pesan yang disampaikan Yesus adalah prioritas karya Kerajaan Allah selalu melampaui hal-hal lain betapa pun pentingnya. Contoh: kewajiban memberitakan Kabar Baik selalu lebih utama dari kewajiban keluarga (59). Nas ini tidak berarti kita tidak boleh menguburkan ayah kita (atau anggota keluarga lain) bila ia meninggal. Nas ini justru menantang kita bahwa mengikut Yesus tidak jarang akan membuat kita berlawanan dengan berbagai hal yang selama ini kita pahami sebagai "kewajiban keluarga." Para murid Yesus harus menata prioritas hubungannya. Renungkan: "Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya" (Luk. 9:24).
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |