Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/01/28 |
|
Senin, 28 Januari 2013
|
|
Judul: Panggilan untuk rendah hati Pertama, penduduk di Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum. Dalam Injil tidak ada catatan tentang terjadinya mukjizat di Khorazim. Khorazim dan Betsaida terletak sangat dekat dengan Kapernaum. Mungkin penduduk Khorazim telah menyaksikan mukjizat Yesus di Kapernaum. Namun, mereka tidak menerima Yesus (20-24). Mereka merasa sudah menjadi pengikut agama Yahudi, sehingga tidak lagi memerlukan pertobatan. Kapernaum merupakan tempat kediaman Yesus. Tampaknya, penduduk Kapernaum bangga jika Yesus yang termasyhur itu tinggal di kota mereka, tetapi apalah artinya kebanggaan itu jika mereka menolak ajaran-Nya? Penolakan terhadap Yesus mendatangkan hukuman yang mengerikan. Penghukuman kota-kota Israel itu melebihi penghukuman Tirus, Sidon, dan Sodom yang penduduknya tidak mengenal Tuhan. Di PL, Tirus dan Sidon melambangkan kedurhakaan, sedangkan Sodom simbol kejahatan manusia. Penduduk kota-kota tersebut ternyata jauh lebih jahat karena walau telah menyaksikan karya Yesus, mereka menolak-Nya. Kedua, kesombongan ahli-ahli Taurat yang disebut Yesus sebagai "orang bijak dan orang pandai" (25). Mereka merasa paling tahu tentang Allah melalui Taurat. Padahal, mereka buta terhadap penyataan utama Allah bahwa Yesus adalah Mesias (27). Kesombongan merupakan beban berat. Orang sombong bersembunyi di balik topeng untuk menutupi kekosongan mereka. Yesus mengundang mereka untuk menanggalkan topeng itu (28). Hanya dengan merendahkan diri, mereka akan mendapatkan kelegaan dari Yesus serta sanggup memikul kuk dari-Nya (29-30). Kuk dari Tuhan adalah pengenalan yang benar akan Tuhan untuk mereka saksikan kepada sesama. Apa kesombongan Anda? Agama? Kesalehan? Amal? Keaktifan melayani? Semuanya menjadi beban yang melelahkan hati bukan? Letakkan semua pada kaki Yesus. Biarlah pengajaran-Nya yang mengisi hati dan hidup Anda! Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |