Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/01/27 |
|
Sabtu, 27 Januari 2007
|
|
Judul: Para murid manusia biasa Kelompok Dua Belas Murid Yesus sebenarnya sudah pernah diutus untuk menyembuhkan orang sakit (9:6). Akan tetapi, kali ini sebagian dari mereka yang tidak bersama Yesus gagal menyembuhkan seorang anak (39-40). Kelihatannya kegemilangan dan keberhasilan Sang Mesias dari Allah (9:20), Sang Anak Allah yang Mahatinggi (1:32) kini harus ternoda oleh kegagalan murid-murid-Nya. Akan tetapi, mengapa Yesus tidak secara langsung memarahi murid-murid-Nya, tetapi mengarahkan teguran-Nya kepada "kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat"? Siapa yang dimaksud dengan generasi ini? "Generasi itu" menunjuk kepada para pendengar secara umum, baik orang tua si anak karena kurang percaya kepada kuasa Allah yang bekerja pada diri para murid, maupun para murid sendiri yang kelihatannya masih kurang percaya kepada Tuhan. Dalam hal para murid, kekurangpercayaan ini tidak terkait seputar masalah penyembuhan, tetapi juga, sebagaimana yang akan kita lihat besok, pada kesediaan untuk memahami dan menerima panggilan memikul salib yang harus dijalani Mesias dan para pengikut-Nya. Apapun wujudnya, karya Allah melalui diri mereka pun terhambat. Generasi kita sekarang pun, sebagaimana generasi-generasi lainnya, layak menyandang titel "angkatan yang tidak percaya dan yang sesat." Dalam hal ketaatan untuk lebih mengandalkan kuasa dan arahan Tuhan, orang percaya sering gagal menunjukkan perbedaan berarti dengan kebiasaan hidup orang dunia. Akan tetapi, di tengah kegagalan kita sebagai murid-murid Tuhan, kita belajar dua hal. Pertama, Tuhan Yesus sendiri terus campur tangan dan mengubah kegagalan kita menjadi kemuliaan bagi Allah. Kedua, selalu ada teguran dari-Nya sebagai anugerah-Nya untuk makin membentuk dan memurnikan kita. Renungkan: Anugerah dan kemuliaan Tuhan justru makin nyata ketika Ia memilih untuk memakai manusia-manusia biasa seperti kita.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |