Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/01/16 |
|
Jumat, 16 Januari 2009
|
|
Judul: Mengakui kedaulatan Tuhan Tulah pertama dijatuhkan. Tulah air menjadi darah menggerogoti sendi utama kehidupan bangsa Mesir. Sungai Nil, yang selama ini disembah sebagai salah satu dewa utama Mesir, jadi tak berfungsi. Padahal Nil adalah sumber air minum dan sekaligus sumber makanan, karena ikan yang hidup di dalamnya. Melalui tulah itu, Allah memaksa Firaun mengakui bahwa Tuhan orang Israel tidak boleh dibuat main-main. Tulah ini menimbulkan bencana besar bagi penduduk Mesir karena Nil merupakan sumber semua aliran air yang ada di Mesir. Namun ketika para ahli Mesir mampu menghasilkan mukjizat yang serupa, mengubah air menjadi darah, Firaun berkeras menolak mengakui Allah Israel. Ini merupakan kebodohan. Firaun tidak mau menyadari bahwa para ahlinya telah kalah melawan kuasa Allah Israel (ayat 22). Mereka hanya mampu meniru mukjizat yang dilakukan Musa, yang sebenarnya justru menambahkan sengsara bagi rakyat karena semua air jadi tidak dapat digunakan untuk apapun. Kalau memang mampu, seharusnya mereka mengadakan mukjizat yang membalikkan, yaitu dari darah menjadi air yang jernih. Akibatnya harga yang mahal harus dibayar oleh rakyat Mesir karena kebebalan dan kekeraskepalaan Firaun. Kadang-kadang Tuhan memakai bencana untuk menyadarkan manusia bahwa mereka tidak bisa menolak Allah dalam hidup mereka. Anak-anak Tuhan pun tidak jarang harus dicambuk dengan penderitaan hidup agar mereka sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan dalam hidup, bukan kekuatan dan hikmat sendiri. Sebab itu kita perlu belajar mengakui kedaulatan Allah atas hidup kita. Bahkan kita perlu menundukkan diri dan taat pada cara yang Tuhan terapkan dalam hidup kita!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |