Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/01/13

Jumat, 13 Januari 2012

Markus 2:23-28
Sabat untuk manusia

Judul: Sabat untuk manusia
Kita diperhadapkan pada kontras antara format religi yang kaku dan suka cita hidup yang ditemukan di dalam Yesus.

Yesus dan murid-murid-Nya dianggap tidak menghargai hari Sabat karena memetik gandum pada hari itu (23-24). Bagi orang Yahudi, hari Sabat adalah sakral karena sesuai hukum Tuhan. Namun para pemimpin agama menambah-nambahi Taurat dengan berbagai aturan yang derajatnya dianggap sama dengan firman Tuhan. Sehingga hari Sabat tidak lagi menjadi hari perayaan atas anugerah Tuhan, melainkan menjadi sebuah belenggu religi yang merampok sukacita umat.

Padahal perbuatan murid-murid Yesus memetik bulir gandum sama sekali tidak menyalahi Taurat (bdk. Ul. 23:25). Namun aturan tambahan buatan para pemimpin agama itu justru bertentangan dengan taurat yang sebenarnya berderajat lebih tinggi. Anehnya, para pemimpin agama justru lebih kuat berpegang pada aturan buatan manusia!

Melalui kisah Daud, Yesus mengajarkan bahwa bagi Tuhan manusia lebih penting dibandingkan dengan berbagai aturan (25-26). Maka Sabat dibuat untuk kepentingan manusia dan bukan sebaliknya. Tuhan memberikan hari Sabat agar manusia bisa berhenti dari rutinitas pekerjaan yang telah dilalui sehari-hari lalu beristirahat serta beribadah kepada Tuhan. Karena itu hari Sabat tidak pernah dimaksudkan untuk melarang orang mengerjakan hal-hal yang menunjukkan kebaikan dan kemurahan kepada sesamanya. Hari Sabat seharusnya juga menjadi hari yang dipenuhi dengan kasih dan anugerah.

Kefanatikan orang Farisi terhadap tradisi agama kiranya membuat kita mengkaji ulang tradisi keagamaan yang masih kita berlakukan. Perhatikanlah apakah tradisi keagamaan atau aturan gereja dibuat dan dilakukan dengan maksud agar orang menikmati sukacita dalam relasi dengan Tuhan dan sesama? Atau justru membuat orang menjadi orang saleh yang terlalu serius dan tidak bisa menikmati sukacita kemerdekaan di dalam Tuhan? Bila kita terbuka mengevaluasi hal ini, Tuhan pasti berbicara agar kita dapat menikmati sukacita di dalam Tuhan.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/01/13/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org