Beranda | YLSA.org | Alkitab | Katalog | AI |
Utama > Publikasi > e-Santapan Harian > Edisi Selasa, 21 November 2017 (Minggu ke-24 sesudah Pentakosta)
  Tampilan cetak   edisi sebelum | 11/Edisi 2017 | edisi berikut
Selasa, 21 November 2017 (Minggu ke-24 sesudah Pentakosta)

Daniel 2:46-49
Belajar Rendah Hati

Sebuah keberhasilan selalu disambut dengan sukacita. Setelah Daniel berhasil menafsirkan mimpi Nebukadnezar, semua orang bergembira. Di sini kita dapat membayangkan ekspresi sukacita kaum bijak yang luput dari kematian dan kelegaan yang didapatkan oleh raja atas terjawabnya mimpi tersebut. Demikian pula dengan Daniel yang ikut serta merasakan sukacita semua orang.

Sukacita dan kelegaan mendorong Raja Nebukadnezar sujud dan menyembah Daniel (46). Tindakan raja sangat mengherankan. Mengapa Daniel yang manusia biasa disembah dan disediakan kurban serta bau-bauan. Apakah dia sudah diperlakukan sebagai Allah? Sebagai orang Yahudi, semestinya Daniel menolak hal itu. Sebab di mata orang Yahudi penyembahan itu hanya diperuntukkan kepada Allah. Di sini kita perlu melihat dengan jeli dan menafsirkan tindakan Nebukadnezar sebagai pengakuan pribadi bahwa Allah Daniel adalah Allah yang hidup. Di mata Nebukadnezar, Allah Israel mengatasi segala allah yang ada di dunia. Ia adalah Allah yang berkuasa atas segala raja dan berkuasa memberi dan menyingkapkan segala rahasia (47).

Sebagai imbalan atas jasa Daniel, raja menganugerahkan banyak hadiah dan memberikan kewenangan kepada Daniel untuk menjadi penguasa di seluruh wilayah Babel (48). Siapakah yang tidak gembira mendapatkan anugerah yang berkelimpahan? Yang terjadi adalah Daniel menyerahkan dan memercayakan kekuasaan dari raja kepada para sahabatnya (49). Mungkin kita bertanya, mengapa Daniel menolak kekuasaan itu? Karena semua kerajaan di dunia tidak abadi dan akan hancur seperti makna mimpi Nebukadnezar. Hanya kerajaan Allah saja yang akan berdiri tegak dan abadi. Alasan inilah yang menjadi dasar pertimbangan Daniel.

Keputusan Daniel merupakan cermin kerendahan hati. Sikap tersebut memperlihatkan bahwa semua kekayaan dan kekuasaan dunia bersifat fana. Sebab yang kekal hanyalah Allah dan kerajaan-Nya. Sikap ini mengantar kita untuk memuliakan-Nya. [WSP]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

  e-SH Hari Ini
Edisi Senin, 12 Mei 2025
Bilangan 15:32-36
  Arsip
< November 2017 >
M S S R K J S
      1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30    
Cari di Arsip e-Santapan Harian  Cari di e-SH
  
Arsip  Arsip (9772 edisi)
Berlangganan  Berlangganan
Situs  Situs SH
Facebook  Aplikasi SH
  Grup Diskusi SH
BARU!  Situs Renungan.co

Whatsapp Kontak Kami Tentang Kami
Situs ini dibuat oleh YLSA (Yayasan Lembaga SABDA)

Follow Us:

IG sabda_ylsa FB Yayasan Lembaga SABDA TW sabda_ylsa Link Mores
unblocked 76 agar.io 76 agario 76 slope 76 1v1.lol 76 geometry dash 76 retro bowl collage lesson 1 game classroom6x game cookie clicker 76 run 3 76 games 76 kays unblocked games 76 math test 99 math unblocked games 76 lesson 1 unblocked games lesson guru games
YT SABDA Alkitab Spotify Google Podcast Podcast SABDA Slideshare Slideshare SABDA

CONTACT | GET INVOLVED! | DONASI

Copyright © 1997- Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). All Rights Reserved.
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
WA: 0881-2979-100 | Email: ylsa@sabda.org | Situs: ylsa.org - sabda.org