Beranda | YLSA.org | Alkitab | Katalog | AI |
Utama > Publikasi > e-Santapan Harian > Edisi Sabtu, 7 Juni 2008
  Tampilan cetak   edisi sebelum | 06/Edisi 2008 | edisi berikut
Sabtu, 7 Juni 2008

Hakim 21:1-25
Bukan pandangan sendiri

Judul: Bukan pandangan sendiri
Kisah kemerosotan moral di ps. 19 berkembang menjadi kekacauan politik di ps. 20, dan berakhir pada disintegrasi sosial di ps. 21. Perpecahan yang telah terjadi membuat Israel memperlakukan suku Benyamin sama seperti mereka memperlakukan bangsa Kanaan (band. Im. 7:1-3).

Ketika di Betel, mereka baru menyadari dampak tindakan mereka terhadap suku Benyamin (ayat 2). Perang saudara hanya menyisakan 600 laki-laki Benyamin. Jumlah yang sangat kecil. Ditambah lagi ikrar mereka untuk tidak memberikan anak gadis mereka menjadi istri suku Benyamin (ayat 1). Padahal 600 laki-laki yang tersisa dari suku Benyamin, membutuhkan istri untuk menjaga kelangsungan suku mereka. Mereka baru sadar kalau mereka terlalu gegabah bersumpah, dan membuat suku Benyamin terancam punah.

Reaksi pertama kali adalah menyalahkan Allah atas situasi yang terjadi (ayat 3). Padahal alasan sebenarnya adalah karena mereka tidak mencari petunjuk Allah terlebih dahulu sebelum bertindak (lih. Hak. 20:8-11). Baru kemudian saja mereka mencari kehendak Allah lebih serius (ayat 4). Namun apa yang terjadi kemudian tidak membuktikan pertobatan mereka. Bukan mengakui dosa karena berlaku bodoh dalam membuat sumpah, Israel malah melakukan dua perbuatan salah. Mereka mengambil gadis-gadis Yabesh-Gilead dengan menumpas yang lain (ayat 10-14). Karena tindakan ini masih belum menyelesaikan masalah, mereka menyuruh orang Benyamin mengambil gadis-gadis Silo untuk dijadikan istri (ayat 19-23).

Bagai anak ayam kehilangan induk, demikianlah Israel dalam menghadapi masalah. Ini terjadi karena mereka melakukan apa yang benar menurut pandangan mereka sendiri. Kekacauan moral, politik, sosial, dan kerohanian di Israel hanya dapat diselesaikan bila mereka memahami bahwa mereka telah melupakan Allah sebagai Raja mereka. Kiranya kita tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jangan bertindak hanya menurut apa yang kita anggap benar. Pertanyakan juga, apakah itu sudah benar menurut pandangan Allah.

Pengantar Kitab

I SAMUEL

Kisah 1 Samuel menyambung kisah di kitab Hakim-hakim. Eli (ayat 1Sam. 4:18) dan Samuel (ayat 1Sam. 7:15) adalah hakim-hakim terakhir. Keduanya memiliki jabatan rangkap. Eli, memiliki jabatan imam (ayat 1:9) sementara waktu kecil, Samuel disebut pelayan Tuhan. Namun kelak Samuel disebut sebagai nabi (ayat 3:20). Sebenarnya, Samuel hidup pada masa transisi dari masa hakim-hakim ke masa kerajaan. Dia diutus untuk mengurapi dua raja pertama Israel, Saul dan Daud.

Kitab 1 Samuel kemudian memfokuskan kisahnya pada dua raja pertama. Kisah Saul adalah suatu tragedi, diawali permulaan yang baik, tetapi berakhir tragis. Sebaliknya, Daud mulai dengan tidak signifikan. Sepertinya dia naik daun setelah keperkasaannya meme-nangkan pertarungan melawan jago Filistin, Goliat. Namun hidupnya kemudian adalah serentetan kisah pelarian dari pengejaran dan usaha pembunuhan yang dilakukan oleh Raja Saul, yang dengki kepada dia. Akan tetapi, saat Saul semakin lama semakin menurun, pamor maupun kesehatan mental dan rohaninya, Daud justru semakin disukai rakyat banyak, serta memuncak pada kisahnya sebagai raja Israel (ayat 2 Samuel). Separuh hidup Daud kontras dengan hidup Saul.

Beberapa hal penting terjadi dalam kehidupan umat Tuhan yang dicatat dalam kitab 1 Samuel. Pertama, ada pergeseran dalam sifat kepemimpinan. Dari yang bersifat kharismatis, dengan Tuhan yang mengangkat dan mengurapi hakim-hakim dari waktu ke waktu, beralih kepada pemerintahan yang bersifat monarki, dengan raja yang memang permulaannya dipilih dan diurapi Tuhan. Namun kemudian diteruskan secara dinasti. Kedua, Allah membangkitkan sistem kenabian sebagai lembaga yang berfungsi untuk mendampingi dan kalau perlu mengoreksi lembaga ke-raja-an yang mudah terjebak kepada otoritarian dan kediktaktoran. Para nabi mendapat tugas dari Allah untuk mengingatkan umat Israel maupun para pemimpin mereka agar tetap setia kepada Perjanjian Sinai. Kitab 1 Samuel bersambung terus sampai kepada 2 Raja-raja, membentuk kisah zaman kerajaan yang penuh dengan bukti kegagalan umat Tuhan untuk setia pada perjanjian Sinai. Padahal Tuhan tetap setia mengirimkan para nabi-Nya untuk menegur umat yang tidak setia, serta mendorong pertobatan agar kembali kepada Perjanjian Sinai.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

  e-SH Hari Ini
Edisi Senin, 12 Mei 2025
Bilangan 15:32-36
  Arsip
< Juni 2008 >
M S S R K J S
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30          
Cari di Arsip e-Santapan Harian  Cari di e-SH
  
Arsip  Arsip (9772 edisi)
Berlangganan  Berlangganan
Situs  Situs SH
Facebook  Aplikasi SH
  Grup Diskusi SH
BARU!  Situs Renungan.co

Whatsapp Kontak Kami Tentang Kami
Situs ini dibuat oleh YLSA (Yayasan Lembaga SABDA)

Follow Us:

IG sabda_ylsa FB Yayasan Lembaga SABDA TW sabda_ylsa Link Mores
unblocked 76 agar.io 76 agario 76 slope 76 1v1.lol 76 geometry dash 76 retro bowl collage lesson 1 game classroom6x game cookie clicker 76 run 3 76 games 76 kays unblocked games 76 math test 99 math unblocked games 76 lesson 1 unblocked games lesson guru games
YT SABDA Alkitab Spotify Google Podcast Podcast SABDA Slideshare Slideshare SABDA

CONTACT | GET INVOLVED! | DONASI

Copyright © 1997- Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). All Rights Reserved.
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
WA: 0881-2979-100 | Email: ylsa@sabda.org | Situs: ylsa.org - sabda.org