Beranda | YLSA.org | Alkitab | Katalog | AI |
Utama > Publikasi > e-Santapan Harian > Edisi Senin, 28 Agustus 2000 (Minggu ke-11 sesudah Pentakosta)
  Tampilan cetak   edisi sebelum | 08/Edisi 2000 | edisi berikut
Senin, 28 Agustus 2000 (Minggu ke-11 sesudah Pentakosta)

Yeremia 2:20-37
Cermin besar yang terpampang

Cermin besar yang terpampang. Setelah orde baru runtuh dan Indonesia memasuki era reformasi, banyak pejabat dan petinggi negara zaman orde baru yang tiba-tiba menampilkan diri sebagai orang yang bersih (Mr. Clean). Untuk meyakinkan masyarakat bahwa ia benar-benar bersih, mereka berlomba-lomba berbicara tentang bagaimana memberantas KKN hingga menghujat mantan sang penguasa tertinggi era orde baru. Singkatnya mereka berusaha berkata: 'Itu bukan saya.Saya tidak mungkin berbuat itu.Aku hanya menjalankan instruksi atasan`.

Berani mengelak dari tanggung jawab dan konsekuensi bukanlah ciri-ciri khusus orang modern. Orang-orang sezaman Yeremia -- bangsa Yehuda -- mempunyai sikap mental yang sama untuk membenarkan dirinya (22-23). Allah melalui Yeremia, memasang cermin di depan mereka agar mereka tahu betapa buruknya wajah mereka. Harapannya adalah supaya mereka bertobat dan terbebas dari hukuman (35). Keindahan yang pernah dimilikinya karena kedekatan dengan Allah dan kesetiaan kepada-Nya (2) sudah pudar diganti dengan pengkhianatan dan kebobrokan moral (20, 21). Cermin itu terus menyingkapkan semakin dalam kebobrokan mereka dalam hal perzinahan rohani (23-25), kedegilan hati (25), dan penindasan terhadap orang miskin (34). Namun mereka tetap tidak mau mengakui dosanya, apalagi bertobat. Karena itu satu-satunya cara yang masih ada adalah menghukum mereka (35). Kedegilan hati yang demikian ternyata bukan hanya hak milik orang-orang yang sezaman dengan Yeremia ataupun para mantan pejabat dan petinggi orde baru saja tapi juga para Kristen masa kini.

Renungkan: Tiap hari Kristen membaca Alkitab yang adalah cermin besarnya, namun berapakah dari antara kita yang `bercermin dengan benar dan mau menghilangkan noda yang ada di wajahnya' sehingga penampilan Kristen semakin menawan. Kita terlalu sibuk memperburuk wajah kita dari hari ke hari dengan tetap membuat jarak dengan masyarakat sekitar dan menelantarkan orang-orang miskin. Kita juga membiarkan perpecahan gereja di Indonesia semakin tajam sementara itu individu jemaatnya hanya sibuk membangun keamanan dan perlindungan bagi diri mereka sendiri dan keluarganya dengan kekayaan yang dimilikinya. Janganlah seperti pepatah buruk muka cermin dibelah, yang artinya karena buruk wajah kita maka, Alkitab ditinggalkan.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

  e-SH Hari Ini
Edisi Jumat, 6 Juni 2025
Ibrani 1:1-4
  Arsip
< Agustus 2000 >
M S S R K J S
    1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30 31    
Cari di Arsip e-Santapan Harian  Cari di e-SH
  
Arsip  Arsip (9772 edisi)
Berlangganan  Berlangganan
Situs  Situs SH
Facebook  Aplikasi SH
  Grup Diskusi SH
BARU!  Situs Renungan.co

Whatsapp Kontak Kami Tentang Kami
Situs ini dibuat oleh YLSA (Yayasan Lembaga SABDA)

Follow Us:

IG sabda_ylsa FB Yayasan Lembaga SABDA TW sabda_ylsa Link Mores
unblocked 76 agar.io 76 agario 76 slope 76 1v1.lol 76 geometry dash 76 retro bowl collage lesson 1 game classroom6x game cookie clicker 76 run 3 76 games 76 kays unblocked games 76 math test 99 math unblocked games 76 lesson 1 unblocked games lesson guru games
YT SABDA Alkitab Spotify Google Podcast Podcast SABDA Slideshare Slideshare SABDA

CONTACT | GET INVOLVED! | DONASI

Copyright © 1997- Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). All Rights Reserved.
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
WA: 0881-2979-100 | Email: ylsa@sabda.org | Situs: ylsa.org - sabda.org