Memasuki Kanaan

Kanaan adalah negeri yang asing bagi umat Israel yang Yosua pimpin. Memang berulang kali sebelumnya, Allah telah memberitahu mereka bahwa negeri itu penuh madu dan susu. Subur dan berlimpah hasilnya. Selama 40 tahun di padang gurun, mereka sudah mendengarnya berkali-kali. Tetapi mereka masih belum mengenal negeri itu. Mereka tidak tahu jalan-jalannya. Karenanya, Allah menuntun mereka dengan mengutus para imam pengangkat tabut berjalan di depan mereka. Lalu umat itu menyusul, dengan tetap menjaga jarak dua ribu hasta atau sekitar 900 meter di belakang para imam. Demikianlah mereka menyeberangi sungai Yordan dan mengalami mukjizat Allah, lalu berkemah di Gilgal, menyunat generasi Israel yang lahir di padang gurun, serta merayakan Paskah. Setelah itu mereka bersiap untuk penaklukan kota-kota Kanaan dan menikmati negeri yang Allah janjikan itu (Yos. 5-6).

Memasuki tahun baru ini bisa saja membuat kita merasakan apa yang dialami umat Israel saat memasuki Kanaan: bersemangat, antusias, bersiap dengan segala kemungkinan, tetapi juga berbaur dengan rasa takut, penuh tanda tanya, serta tidak tahu tantangan dan bahaya yang menanti kita di depan. Syukurnya, Allah tidak membiarkan kita berjalan sendiri. Dia menyertai kita. Dia menuntun kita, dengan berbagai cara.

Kita hanya perlu berfokus kepada-Nya. Setia mengikuti-Nya. Mendengarkan firman-Nya. Maka kita akan menjalani tahun yang baru ini dengan sukacita, serta bersiap dengan pencapaian-pencapaian baru bersama Dia. --HT/www.renunganharian.net

SAAT KITA MENGIZINKAN ALLAH BERJALAN DI DEPAN KITA,
KITA TAK PERLU KHAWATIR AKAN HARI DEPAN KITA.

Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria)

Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Pelayanan Gloria.
Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAYASAN PELAYANAN GLORIA