Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2010/12/16

Kamis, 16 Desember 2010

Bacaan   : Yohanes 21:20-25
Setahun : Amos 4-6; Wahyu 7
Nas       : Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus (Yohanes 21:20)

MURID YANG DIKASIHI

Waktu remaja, tatkala membaca Injil Yohanes, saya merasa heran dengan kata "murid yang dikasihi Yesus". Lama kemudian baru saya mengerti bahwa itu merupakan pembahasaan saja. Sebab, istilah itu merujuk pada Yohanes sendiri sebagai penulis.

Jika belum dipahami benar, pernyataan itu seolah-olah bisa membentuk pengertian bahwa Yesus paling mengasihi Yohanes, lebih daripada murid-murid yang lain. Bahwa Yesus memiliki "lingkaran dalam", berisi orang-orang yang lebih Dia perhatikan, setelah itu baru meluas ke "lingkaran luar". Lebih parah lagi jika kemudian muncul pemikiran bahwa Yesus itu pilih kasih; bahwa Yesus lebih mengasihi mereka yang kaya, tampan, terkenal di gereja, yang suka menyanyi di panggung gereja, dan sebagainya. Bahwa para pengkhotbah terkenal, pendeta hebat, mereka yang mengundang mukjizat, adalah anak-anak emas yang lebih dikasihi Tuhan Yesus. Itu salah!

Pengertian baru yang saya peroleh adalah bahwa Yohanes tidak pernah menulis bahwa Yesus mengasihinya lebih dari yang lain. Namun, ketika menulis tentang dirinya sendiri, ia sungguh merasa sebagai "pribadi yang dikasihi" (the beloved). Yohanes menyatakan bahwa ia begitu tenggelam dalam kasih karunia Tuhan. Dan, itu terbawa dalam detak napasnya, dalam ingatannya, bahkan dalam gerakan penanya, bahwa ia dikasihi, ia dikasihi, ia dikasihi. Itu mengubah seluruh cara pandang saya. Bahwa Tuhan tidak membedakan kasih-Nya. Dan, saya pun melihat bahwa saya dikasihi, saya dikasihi, saya dikasihi. Sayalah murid yang dikasihi Yesus -- HSL

ANDA-DENGAN SEGALA KEBERADAAN ANDA SAAT INI
ADALAH MURID YANG SANGAT YESUS KASIHI

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org