Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2008/01/09

Rabu, 9 Januari 2008

Bacaan   : 1Samuel 24:1-23
Setahun : Kejadian 25-27
Nas       : Dari orang fasik timbul kefasikan. Tetapi tanganku tidak akan memukul engkau (1Samuel 24:14)

AJI MUMPUNG?

Lagi mumpung, siapa yang tidak senang? Mumpung ada kesempatan, mumpung kaya, mumpung berkuasa, mumpung banyak koneksi, mumpung dibutuhkan, mumpung sedang populer, mumpung masih muda, cantik, ganteng. Pendek kata, aji mumpung sungguh sayang bila dilewatkan. Namun, apakah semua "mumpung" ini baik untuk diambil?

Seperti pengalaman Daud. Suatu kali ia berada pada situasi "menang angin". Saul yang berambisi membunuhnya sedang buang hajat (ayat 4), sehingga mudah diserang. Para pengikutnya mendorong Daud agar segera menghabisi Saul, mumpung ada kesempatan. Namun, Daud tak terpengaruh. Ia memegang prinsip: "Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian ... kepada orang yang diurapi Tuhan" (ayat 7).

Kita bisa belajar dua hal dari pengalaman Daud. Pertama, perlunya prinsip dalam pengambilan keputusan. Kedua, tidak memanfaatkan situasi lemah orang lain. Pokok masalahnya bukan pada memanfaatkan atau mengabaikan kesempatan, namun bagaimana menyikapi kesempatan. Ini jelas soal nilai hidup, bahkan lebih dalam lagi, inilah spiritualitas.

Mumpung, tidak serta-merta jelek sehingga harus ditolak. Kesempatan kerap hanya datang sekali, bila diabaikan akan menguap, dan belum tentu kembali. Namun, bila situasi mumpung itu dilandaskan pada kelemahan situasi orang lain (sekalipun itu musuh), maka masalahnya jadi lain! Orang yang berani untuk tidak memanfaatkan kelemahan orang lain, akan semakin utuh karena ia semakin menghargai manusia dalam segala kemanusiawiannya -- DKL

INTEGRITAS TANPA PENGETAHUAN TIADA GUNA
PENGETAHUAN TANPA INTEGRITAS BERBAHAYA -- (Samuel Johnson)

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org