Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2005/12/19

Senin, 19 Desember 2005

Bacaan   : 1Timotius 6:1-6
Setahun : 1 Timotius 4-6
Nas       : Semua orang yang menanggung beban perbudakan hendaknya menganggap tuan mereka layak mendapat segala penghormatan (1 Timotius 6:1)

SIKAP HORMAT

Sebagai seorang guru, istri saya melihat bahwa perilaku murid-murid tampaknya memburuk pada setiap tahun ajaran baru. Banyak anak kurang menghormati orang yang lebih tua.

1 Timotius 6 mengungkapkan bahwa sikap tidak hormat ini tidak hanya terjadi di generasi kita. Paulus, yang melayani masyarakat yang dibangun di atas perbudakan, menyoroti kekhawatiran ini. Ia menulis, "Jika tuan mereka seorang percaya, janganlah ia kurang disegani karena bersaudara dalam Kristus" (ayat 2). Paulus mengetahui bahwa para budak, yang kesejahteraannya bergantung pada niat baik majikan mereka, dapat menjadi tidak hormat.

Kita barangkali mengatakan bahwa orang harus menunjukkan bahwa mereka pantas dihormati sebelum kita dapat menghormati mereka. Namun, menghormati orang lain lebih berkenaan dengan siapa diri kita, daripada berkenaan dengan orang lain.

Paulus memberi alasan utama mengapa orang-orang percaya perlu unggul dalam sikap hormat: "Agar nama Allah dan ajaran kita jangan dihujat orang" (ayat 1).

Sayangnya, kasus yang menunjukkan sikap tidak hormat yang terburuk kadang kala ditemukan di antara mereka yang mengaku sebagai pengikut Yesus. Namun, apabila orang-orang percaya unggul dalam segala yang mereka kerjakan, maka nama Allah akan ditinggikan. Kita semua hendaknya menghormati dan memuliakan nama Tuhan.

Unggul dalam menghormati orang lain berarti memuliakan Allah -AL

SESEORANG AKAN BENAR-BENAR DIHORMATI
BILA IA MENGHORMATI ORANG LAIN TERLEBIH DAHULU

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org