Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2002/04/22

Senin, 22 April 2002

Bacaan   : Yohanes 20:19-31
Setahun : 2 Samuel 14-15; Lukas 17:1-19
Nas       : Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya (Yohanes 20:29)

KETERBATASAN PENGLIHATAN

"Melihat berarti percaya," demikian kata sebuah pepatah kuno. Namun jika kita hanya mempercayai apa yang dapat kita lihat, maka kita tidak akan pernah mengenal atau mengalami hadirat Allah.

Saya bepergian ke Inggris saat penyakit kaki dan mulut sedang mewabah di sana. Di rumah, saya membaca kisah-kisah di surat kabar tentang dampak tragis yang menimpa para peternak. Saya menyaksikan liputan di televisi mengenai hewan-hewan yang dibantai lalu dibakar dan dikubur untuk menghentikan penyebaran penyakit tersebut. Namun saat saya bepergian dengan kereta api dari London ke Devon, saya menyaksikan banyak kawanan domba yang sehat dan ternak di ladang. Tak ada pertanda yang menunjukkan adanya penyakit kaki dan mulut. Haruskah saya mempercayai penglihatan saya, atau laporan-laporan yang berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya?

Setelah Yesus bangkit dari kematian, Tomas menolak mempercayai kabar bahwa Dia hidup. Ia berkata bahwa jika ia belum mencucukkan jarinya pada bekas paku dan lambung-Nya, ia tak akan percaya (Yohanes 20:24,25). Ketika Tuhan menampakkan diri kepada para murid delapan hari kemudian, Yesus berkata kepada Tomas, "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya" (ayat 29).

Meskipun kita belum pernah melihat Yesus, kita dapat menerima dengan iman perkataan para saksi yang dapat dipercaya. Kita menerima Tuhan yang hidup, dan kita percaya -- DCM

IMAN MELIHAT APA YANG TIDAK DILIHAT OLEH MATA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org