Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2000/11/18

Sabtu, 18 November 2000

Bacaan   : Kisah 26:19-32
Setahun : Yehezkiel 8-10, Ibrani 13
Nas       : Paulus menjawab: "Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat!." (Kisah 26:25)

SIAPA YANG GILA?

Dalam bukunya What Ever Became of Sin? (Apa Saja yang Merupakan Dosa?), Karl Menninger menulis, "Pada suatu hari yang cerah pada bulan September 1972, seorang lelaki berwajah kaku dan berpakaian sederhana tampak berdiri di sudut jalan kota Chicago Loop yang ramai. Ketika para pejalan kaki terburu-buru melewati jalan itu untuk makan siang atau urusan lainnya, tiba-tiba lelaki tadi mengacungkan tangan kanannya ke arah orang yang lewat di dekatnya, sambil mengucapkan satu kata dengan suara keras, `Kau bersalah!' Kemudian tanpa mengubah ekspresi wajah, ia kembali pada posisi tubuhnya yang kaku selama beberapa saat sebelum mengulangi tindakannya."

Tuduhan yang dilontarkannya terhadap orang-orang yang lewat ini nyaris menimbulkan akibat yang cukup mengerikan. Mereka menatap tajam si penuduh itu, ragu-ragu sesaat, berbalik, melihat si penuduh itu lagi, kemudian dengan cepat berlalu dari tempat itu.

Jika lelaki tersebut memang gila, seperti yang diduga, ia adalah orang gila yang mengatakan kebenaran. Setiap orang yang ia tuding memang orang yang bersalah. Dosa itu bersifat universal (Yesaya 53:6; Roma 3:23). Hal yang paling gila justru adalah ketika mengingkari kesalahan padahal kita hidup dalam dosa dan ketidakpercayaan.

Festus, gubernur Roma untuk wilayah Yudea menuduh Paulus gila (Kisah Para Rasul 26:24). Sebenarnya Festus-lah yang tidak dapat memahami kenyataan, karena ia menolak kebenaran Allah.

Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda mengakui kesalahan di hadapan Allah dan kembali beriman kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat? Hal ini bukanlah suatu kegilaan -MRDII

MENGINGKARI DOSA DAN MENOLAK YESUS
MERUPAKAN TINDAKAN YANG PALING GILA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org