Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2000/08/12

Sabtu, 12 Agustus 2000

Bacaan   : Kejadian 2:15-17; 3:1-6
Setahun : Mazmur 84-86, Roma 12
Nas       : Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu . sedap kelihatannya ... lalu ia mengambil dari buahnya (Kejadian 3:6)

DAYA TARIK DARI YANG TERLARANG

Ada sebuah kisah tentang seorang anak kecil yang dirawat oleh pengasuh anak. Saat melihat sebuah vas indah di dalam lemari yang berisi barang pecah belah, anak itu ingin mengambilnya. Saat keinginannya tidak dikabulkan, ia mulai menjerit, menendang-nendang, dan menangis. Mendengar keributan itu, ibunya datang untuk mengetahui masalahnya.

Sang ibu menggendong anak itu sambil bertanya, "Apa yang kauinginkan, sayang?" Anak itu menunjuk vas dalam lemari, dan ibunya pun memberikan vas itu kepadanya. Namun, hal itu tidak membuat si anak puas. Tak lama kemudian, ia mulai menangis lagi. "Sekarang apa yang kaumau, anak manis?" tanya ibunya. "Aku mau . aku mau," anak itu berbicara di tengah isak tangisnya, "Aku mau apa yang tak bisa kumiliki!"

Hasrat untuk mendapatkan hal yang tak terjangkau tidak hanya dimiliki oleh anak-anak yang dimanja orangtuanya. Kisah ini sesungguhnya mencerminkan kecenderungan yang ada dalam diri kita semua sejak awal sejarah manusia. Buah dari "pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat" adalah buah yang terlarang, tapi itu justru membuatnya semakin memikat (Kejadian 2:17).

Alkitab menunjukkan bahwa ada banyak perbuatan dan sikap dalam masyarakat kita saat ini yang juga merupakan larangan. Namun hal-hal itu justru sering kali mengobarkan hasrat manusia sehingga tergoda untuk menikmatinya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui kehendak Allah, mengenali jebakan-jebakan dosa, dan melawan godaan. Kita harus mewaspadai daya tarik dari hal-hal yang terlarang! -- RWD

JANGAN MELIRIK GODAAN SAAT KITA BERDOA
AGAR DIJAUHKAN DARINYA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org