Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2008/12/28

Minggu, 28 Desember 2008

Bacaan   : Lukas 1:5-25
Setahun : Wahyu 9-11
Nas       : Keduanya hidup benar di hadapan Allah dan menuruti segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat (Lukas 1:6)

KESETIAAN ITU INDAH

Hingga usia lanjut, Zakharia dan Elisabet belum dikaruniai anak. Padahal, mereka adalah pasangan yang hidup benar di hadapan Allah. Namun, mereka tak lantas menjadi kecil hati. Sebaliknya, mereka terus hidup seturut perintah-Nya dan berlaku benar di hadapan-Nya. Pada akhirnya, kesetiaan mereka terbalas ketika kepada mereka dipercayakan seorang anak, yaitu Yohanes Pembaptis-tokoh pembuka jalan bagi Yesus.

Allah kita adalah Allah yang setia. Dia pun ingin agar kita menjadi anak-anak-Nya yang setia. Karena itu, Dia kerap menggembleng kita lewat jalan yang panjang dan tak mudah; seperti bangsa Israel yang harus mengembara di padang gurun selama empat puluh tahun sebelum masuk ke tanah Kanaan. Seperti Yosua yang dipersiapkan sejak masa muda sebelum menggantikan Musa. Seperti Ayub yang mesti mengalami pencobaan begitu berat sebelum akhirnya dipulihkan. Dan sebagainya.

Kesetiaan kita kerap diuji; baik dalam perkara yang sukar maupun dalam perkara yang sederhana. Dan, tantangan terbesar kerap datang dari diri kita sendiri, ketika kita bertanya: benarkah Tuhan mau menolong? Sama seperti Zakharia yang mempertanyakan janji Tuhan, sehingga ia menjadi bisu hingga waktu anaknya lahir. Di sini kita belajar bagaimana kita mesti berserah penuh akan janji dan pemeliharaan-Nya yang tak terbatas. Jangan sampai kesetiaan kita luntur. Memang benar bahwa tak semua yang kita mau akan terwujud, tetapi jika kita setia, percayalah bahwa sesuatu yang lebih baik pasti akan datang. Tuhan mengasihi anak-anak-Nya yang setia -DYA

KESETIAAN DIMILIKI SAAT KEPERCAYAAN DIPEGANG
BAHWA ALLAH YANG DIYAKINI SELALU DAPAT DIANDALKAN

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org