Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2019/11/23 |
|
Sabtu, 23 November 2019 Bacaan : Roma 12:17-21 Setahun : Roma 14-16 Nas : Janganlah kamu dikalahkan oleh kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan! (Roma 12:21)
|
|
Sakit hati adalah alasan sebagian orang tidak segera mengampuni kesalahan orang lain. Mereka beranggapan bahwa melepas pengampunan harus diimbangi dengan melupakan kesalahan orang lain. Dengan demikian mereka baru akan melakukannya setelah melupakan kejadian itu, tak peduli berapa kali orang lain datang untuk meminta maaf. Malangnya, sering kali terjadi semakin orang berusaha melupakan, semakin sulit mereka melupakan. Lalu, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk dapat memberi pengampunan? Mungkin kita menganggap tidak melepas pengampunan masih lebih bagus daripada membalas dendam. Namun tidak bersegera dalam memberikan pengampunan sama halnya dengan memendam kebencian. Padahal, Yesus mengajarkan umat supaya memberkati orang-orang yang menganiaya mereka, serta berhenti mengutuk orang lain. Orang percaya harus hidup harmonis satu dengan yang lain, mengusahakan hal baik, termasuk memelihara hidup rukun dengan semua orang. Memberi pengampunan sesungguhnya merupakan urusan dengan diri sendiri, bukan dengan orang lain. Kita mudah berdamai dengan orang lain jika kita berdamai dengan diri sendiri: memiliki kesadaran, penerimaan, serta mengizinkan diri sendiri untuk melepas luka. Kita tidak perlu berusaha menghilangkan perasaan dan pengalaman dengan menyangkal atau menggunakan obat-obatan! Yang perlu kita lakukan adalah menerima secara tulus dan rela semua peristiwa sebagaimana adanya dan memutuskan untuk melepaskannya. Dengan demikian hidup kembali nyaman, hubungan dengan sesama pun aman. --EBL/www.renunganharian.net SULIT MELEPAS PENGAMPUNAN MENJADI TANDA
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |