Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1998/11/18 |
|
Rabu, 18 November 1998 Bacaan : Mazmur 53:1-6 Setahun : Kisah 27-28 Nas : Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada Allah!" (Mazmur 53:2)
|
|
Pada tahun 1960-an, beberapa orang teolog (ya, para teolog!) menyatakan, "Allah itu mati." Menurut pendapat mereka, kemajuan ilmu pengetahuan telah membuat orang-orang bijaksana tidak mungkin lagi dapat percaya kepada Allah. Para "pemikir" ini mengatakan bahwa telah tiba waktunya bagi manusia untuk mengubur pemikiran tentang adanya Pencipta yang Mahakuasa bersama dengan mitos-mitos lain yang telah ditinggalkan. Namun, teologi yang mengajarkan bahwa "Allah itu mati" sudah lenyap sekarang. Akademikus dan sejarawan Inggris, Paul Johnson, berkomentar, "Dari sudut pandang rohani manusia, hal yang paling luar biasa tentang abad ke-20 adalah bahwa Allah tidak pernah bisa mati." John Calvin menyatakan bahwa kita semua memiliki sifat ilahi bawaan. Itulah sebabnya mengapa para antropolog tidak pernah menjumpai adanya suku bangsa ateis. Untuk memadamkan iman tentang keberadaan Allah, berarti kita harus melenyapkan bintang-bintang, mengacaukan keteraturan proses alam, dan melakukan operasi terhadap jaringan otak pada semua manusia. Betapa bodohnya orang yang menolak Allah! (Mazmur 53:2). Akan tetapi, kita dapat menganggap Allah telah "mati" bila kita tidak mengindahkan perintah-Nya dan menyimpang dari ajaran-Nya. Melalui perkataan dan tindakan kita yang mementingkan diri sendiri, kita memperlakukan Pencipta alam semesta ini seolah-olah Dia tidak ada. Lewat komitmen kepada Kristus yang terus-menerus diperbarui dan disiplin doa, kita dapat mengenal Allah senyata benda-benda yang Dia ciptakan bagi kita VCG
TUNJUKKAN BAHWA ANDA TAHU ALLAH ITU NYATA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |