Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2009/11/05 |
|
Kamis, 5 November 2009 Bacaan : Matius 17:1-9 Setahun : Yohanes 4-6 Nas : Yesus berpesan kepada mereka, "Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada siapa pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati" (Matius 17:9)
|
|
Bayangkan. Suatu hari Anda bertemu dengan aktor film terkenal di ruang tunggu bandara. Ia duduk di sebelah Anda, bahkan mengajak Anda bicara. Apa yang akan Anda lakukan? Mungkin Anda akan mengajaknya foto bersama; mengabadikan peristiwa langka itu. Sesampainya di rumah, pasti Anda tidak tahan lagi untuk menceritakan pengalaman istimewa itu pada semua orang. Petrus, Yohanes, dan Yakobus juga pernah punya pengalaman istimewa ketika mereka diajak Yesus naik gunung. Di situ mereka menyaksikan pemandangan spektakuler. Tuhan Yesus berubah rupa. Bercahaya. Keilahian-Nya terpancar keluar. Lalu mereka melihat Musa dan Elia, dua nabi terbesar dalam sejarah Israel. Tak seorang pun pernah menyaksikan peristiwa sedahsyat ini! Ketiganya sudah tak sabar lagi menceritakan apa yang mereka lihat. Ini wajar, tetapi Yesus melarang mereka bercerita. Saatnya belum tiba. Lagipula Yesus tak ingin ketiganya jadi besar kepala. Mereka harus tutup mulut. Ini tidak mudah. Menjaga rahasia berarti melawan keinginan untuk dipandang hebat. Perlu pengendalian diri. Syukurlah Petrus berhasil. Puluhan tahun kemudian, baru ia ceritakan kejadian ini dalam suratnya (Baca 2Petrus 1:17,18). Bisakah Anda menjaga rahasia? Orang kerap membocorkan rahasia, lantas berkata: "Jangan bilang kepada siapa-siapa lagi." Dengan begitu orang berpikir tak akan menimbulkan masalah. Toh "hanya" satu-dua orang yang tahu. Namun akhirnya, rahasia itu bocor ke mana-mana; menimbulkan masalah; melukai hati. Kita perlu belajar mengendalikan diri seperti ketiga murid Yesus. Ada saatnya diam adalah emas -- JTI KEGAGALAN MENJAGA RAHASIA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |