Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1998/10/14 |
|
Rabu, 14 Oktober 1998 Bacaan : Roma 3:9-20 Setahun : Matius 5-7 Nas : Tidak ada yang benar, seorang pun tidak (Roma 3:10)
|
|
Selama bertahun-tahun, uraian dalam Roma 3:9-20 menimbulkan pertanyaan yang menggelisahkan pikiran saya. Dengan segera saya menerimanya sebagai ayat-ayat yang menggambarkan sikap mementingkan diri sendiri, kekejaman, merosotnya moralitas, kejahatan, dan konflik dalam masyarakat. Namun, perkataan tajam dalam ayat itu tampaknya tak sesuai dengan sebagian besar orang yang saya kenal, termasuk orang-orang non-Kristen. Mereka sering berbuat baik, berbicara benar, berusaha menghindari perselisihan, dan menghormati saya dan iman saya. Tampaknya tidaklah tepat mengatakan bahwa mereka "tidak berguna" (ayat 12), "bibir mereka mengandung bisa" (ayat 13), atau "cepat untuk menumpahkan darah" (ayat 15). Namun, kini saya melihat bahwa ayat-ayat itu merupakan gambaran yang tepat mengenai hati saya sendiri, bahkan orang-orang yang saya kenal baik. Saya menyadari bahwa benih dari setiap kejahatan yang diuraikan dalam ayat-ayat ini terletak pada kesombongan dan sikap saya yang mementingkan diri sendiri, dan hanya oleh anugerah Allah saya tidak menjadi monster yang jahat. Jika kita jujur, kita akan sependapat dengan pengkhotbah Perancis Adolphe Monod (1802-1856). Pengkhotbah tersebut memahami dengan baik kekudusan Allah dan dosanya sendiri. Namun, ketika menghadapi kematian dan perjumpaan kembali dengan Tuhannya, ia mengatakan bahwa Roma 3 merupakan "gambaran yang paling tepat hati saya sendiri." Perkataan tersebut juga berlaku bagi kita semua. Betapa bersyukurnya kita seharusnya atas anugerah Allah yang ajaib! HVL
BUKIT KALVARI MENGUNGKAP KEJINYA DOSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |