Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2005/08/11 |
|
Kamis, 11 Agustus 2005 Bacaan : Pengkhotbah 2:1-11 Setahun : Yeremia 21-23 Nas : Aku mulai putus asa terhadap segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari (Pengkhotbah 2:20)
|
|
Menurut Guinness Book of World Records (Buku Rekor Dunia Guinness), ada seorang gadis kecil berusia 15 tahun yang menguap terus selama lima minggu di tahun 1888. Tidak dijelaskan secara rinci apa sebabnya. Hal tersebut membuat saya bertanya-tanya mengapa kita menguap. Mengapa seseorang tiba-tiba membuka mulutnya lebar-lebar, menarik napas dalam-dalam, dan mendesah? Jawabannya adalah bahwa napas yang pendek, udara hangat yang terjebak, atau kegelisahan dapat mengurangi jumlah oksigen di dalam tubuh. Maka Pencipta-Perancang kita memperlengkapi kita dengan refleks tarikan napas dalam yang segera mengirimkan oksigen untuk menolong. Selain penjelasan teknis ini, gerakan menguap atau mendesah biasanya menandakan kegelisahan, kelelahan, atau kebosanan. Selain itu ada pula desahan jiwa. Dengan membaca Pengkhotbah, seolah-olah kita dapat mendengar Salomo mendesah ketika ia mencoba berbagai hal untuk menemukan arti. Berulang kali rohnya bereaksi terhadap berbagai situasi, dengan seruan, Segala sesuatu adalah sia-sia. Segala sesuatu yang disentuhnya menghasilkan kehampaan (1:2, 2:11). Akhirnya ia menyadari bahwa tak ada sesuatu pun yang dapat memberi kepuasan selain takut akan Allah dan berpegang pada perintah-perintah-Nya (12:13). Ya Tuhan, tolonglah diri kami untuk menyadari bahwa desahan kekecewaan kami terhadap kesenangan dan hal-hal dunia ini dimaksudkan untuk membawa kami kepada-Mu. Hanya Engkau sendirilah yang memberikan nilai kekal atas segala hal yang kami kejar MRD BEGITU KITA MENIKMATI KEBAIKAN ALLAH
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |