Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2001/07/29 |
|
Minggu, 29 Juli 2001 Bacaan : Yesaya 51:1-16 Setahun : Yesaya 7-9 Nas : Siapakah engkau maka engkau takut terhadap manusia yang memang akan mati? (Yesaya 51:12)
|
|
Banyak orang mengakui ketakutan mereka yang serius terhadap komputer. Berada di ruangan yang sama dengan sebuah komputer menyebabkan mereka tersiksa, karena ketakutan itu menimbulkan perasaan panik, detak jantung yang tidak teratur, sesak napas, kepala pening, dan gemetar. Seorang ahli terapi berkata bahwa hal ini dapat terjadi karena orang-orang ini punya rasa takut yang berlebihan terhadap kegagalan ketika belajar untuk bekerja menggunakan komputer. Mereka menjadi sangat gelisah dan takut kalau-kalau akan lepas kendali atau pingsan. Masuk akalkah hal ini? Tidak, tetapi memang tidak ada fobia yang masuk akal. Namun rasa takut yang dialami para penderita fobia benar-benar nyata. Hal ini mengingatkan saya pada fobia lain yang banyak dijumpai di antara kita, yakni rasa takut terhadap pendapat dan tindakan orang lain. Bagaimana pandangan Allah terhadap kita apabila kita berpikir dan berlaku seolah-olah damai sejahtera kita berada dalam tangan orang lain? Bagaimana pandangan Allah, bila kita menjadi sangat takut terhadap manusia sampai begitu panik dan lupa untuk mempercayai Dia sepenuhnya? Nabi Yesaya berkata bahwa kita bersikap bodoh jika takut dijadikan bahan cemoohan orang sebab mereka juga adalah makhluk ciptaan yang akan mati, seperti rumput yang hari ini ada dan besok lenyap (51:12). Manusia memang dapat menyakiti kita (ayat 13,14), tetapi Tuhanlah yang menentukan keputusan akhir (ayat 15,16). Masa depan dan kesejahteraan hidup yang kekal hanya berada di tangan-Nya-MRD II IMAN DAPAT MEMATAHKAN BELENGGU KETAKUTAN
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |