Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1997/07/28 |
|
Senin, 28 Juli 1997 Bacaan : Mazmur 16 Setahun : Yesaya 4-6 Nas : Di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa (Mazmur 16:11)
|
|
Dalam buku renungan klasik berjudul The Saint's Everlasting Rest (Para orang kudus yang terus beristirahat), Richard Baxter (1615-1691) seorang pendeta puritan dari Inggris dan penulis, mengungkapkan: "Mengapa hati kita tidak terarah terus ke sorga? Mengapa kita tidak senantiasa merenungkannya?... Tundukkan jiwa untuk mendalami kekekalan, sibukkan diri dengan kehidupan yang akan datang, biasakan diri dengan perenungan-perenungan seperti itu, dan jangan biarkan pikiran-pikiran itu semakin jarang dan sepintas saja direnungkan, melainkan rendamlah diri dalam sukacita sorgawi." Kedengarannya seperti saran. Daripada menghabiskan waktu memikirkan di mana kita kini, sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus kita juga perlu memikirkan ke mana kita akan pergi. Kita akan pergi ke suatu tempat yang telah dipersiapkan secara khusus bagi kita (Yohanes 14:2). Kita akan bersama Allah dan mengalami "nikmat senantiasa" (Mazmur 16:11). Baxter lalu menyebut empat keuntungan yang diperoleh jika memikirkan sorga: Melindungi kita dari pencobaan karena hati kita telah terarah kepada hal-hal yang berkenan kepada Allah. Memelihara hidup kekristenan kita. Menjadi penawar bagi kepedihan, menyegarkan kerohanian dan meringankan penderitaan kita. Menjadikan kita sumber semangat bagi saudara-saudara seiman. Dengan mengingat hal ini, kita bertanya seperti halnya Baxter, "Mengapa hati kita tidak selalu terarah ke sorga?" [DCE]
ORANG-ORANG YANG HATINYA TERARAH KE SORGA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |